JAKARTA. Musibah gempa dan tsunami di Mentawai dikhawatirkan bakal berdampak pada penurunan produksi crude palm oil (CPO). Maklum saja, daerah Mentawai juga terkenal akan sentra perkebunan kelapa sawit. Namun, ketika hal itu dionfirmasikan kepada Bambang Aria Wisena, Direktur Bidang Organisasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indoensia (GAPKI), dia membantahnya. "Produksi CPO tidak mengalami gangguan karena gempa tidak berdampak di wilayah sentra perkebunan," kata Bambang.Hal ini berbeda dengan dampak gempa tahun lalu. Pada saat itu, gempa berkekuatan 7,6 SR juga turut memporakporandakan sentra perkebunan yang berpusat di barat Pariaman. Sejumlah pabrik CPO yang ada di Sumbar rusak berat. Sementara, pusat gempa pada musibah kali ini ada di Selatan Pagai Selatan, sehingga cukup jauh dari pusat perkebunan sawit.Hanya saja, yang dikhawatirkan oleh Bambang adalah pasokan minyak goreng untuk wilayah Mentawai. Sebab, selama ini minyak goreng yang beredar di Mentawai didatangkan dari Padang. "Suplai ini yang mesti dijaga agar tetap ada ketersediaan minyak goreng disana (Mentawai)," terang Bambang.Sementara itu, bongkar muat kapal bantuan yang ada di pelabuhan menurut Bambang belum sampai menganggu bongkar muat CPO untuk ekspor. Menurutnya, para eksportir CPO di Sumatera Barat sudah belajar dari dampak gempa tahun lalu ketika pelabuhan digunakan untuk bongkar muat pelabuhan. "Kalau ada bantuan, tentu kami mengalihkan kapal dulu agar bantuan menjadi prioritas," terangnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Produksi CPO Sumbar aman dari gempa dan tsunami
JAKARTA. Musibah gempa dan tsunami di Mentawai dikhawatirkan bakal berdampak pada penurunan produksi crude palm oil (CPO). Maklum saja, daerah Mentawai juga terkenal akan sentra perkebunan kelapa sawit. Namun, ketika hal itu dionfirmasikan kepada Bambang Aria Wisena, Direktur Bidang Organisasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indoensia (GAPKI), dia membantahnya. "Produksi CPO tidak mengalami gangguan karena gempa tidak berdampak di wilayah sentra perkebunan," kata Bambang.Hal ini berbeda dengan dampak gempa tahun lalu. Pada saat itu, gempa berkekuatan 7,6 SR juga turut memporakporandakan sentra perkebunan yang berpusat di barat Pariaman. Sejumlah pabrik CPO yang ada di Sumbar rusak berat. Sementara, pusat gempa pada musibah kali ini ada di Selatan Pagai Selatan, sehingga cukup jauh dari pusat perkebunan sawit.Hanya saja, yang dikhawatirkan oleh Bambang adalah pasokan minyak goreng untuk wilayah Mentawai. Sebab, selama ini minyak goreng yang beredar di Mentawai didatangkan dari Padang. "Suplai ini yang mesti dijaga agar tetap ada ketersediaan minyak goreng disana (Mentawai)," terang Bambang.Sementara itu, bongkar muat kapal bantuan yang ada di pelabuhan menurut Bambang belum sampai menganggu bongkar muat CPO untuk ekspor. Menurutnya, para eksportir CPO di Sumatera Barat sudah belajar dari dampak gempa tahun lalu ketika pelabuhan digunakan untuk bongkar muat pelabuhan. "Kalau ada bantuan, tentu kami mengalihkan kapal dulu agar bantuan menjadi prioritas," terangnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News