WARINGIN TIMUR. Melalui tujuh anak perusahaannya di Kalimantan Tengah, PT Wilmar International Plantation menargetkan produksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) perusahaannya 400.000 ton per tahun di tahun 2015, atau naik 81% dari saat ini. Produksi CPO Wilmar tahun lalu baru mencapai 240.000 ton. Peningkatan produksi CPO tersebut akan tercapai setelah seluruh pohon sawit milik Grup Wilmar ini berusia produktif. Tujuh anak perusahaan Wilmar, yaitu PT Mustika Sembuluh, PT Kerry Sawit Indonesia, PT Sarana Titian Permana, PT Rimba Harapan Sakti, PT Bumi Sawit Kencana, PT Mentaya Sawit Mas, dan PT Karunia Kencana Permai Sejati disaat ini koordinir oleh Central Kalimantan Project Group. Tambah 21.000 hektare
Tan Tong Sin, General Manager Central Kalimantan Project Group mengatakan, produksi kebun kelapa sawit akan terus meningkat setiap tahun seiring dengan semakin produktifnya usia pohon sawit. "Tahun ini akan ada pohon sawit baru seluas 21.000 hektare (ha) yang mulai dapat dipanen. Produktivitasnya sebesar 6-8 ton per hektare," kata Tan saat mengajak wartawan meninjau kebunnya, Selasa (6/3). Total luas lahan kebun sawit yang dikelola Central Kalimantan Project Group di Kalimantan Tengah saat ini mencapai 84.000 ha. Dari total luas tersebut, yang telah berproduksi baru mencapai sekitar 70.000 ha dengan produktivitas per ha antara 6 ton-25 ton per tahun. Dengan tambahan produksi kebun baru, maka pada tahun ini, Tan optimistis produksi kelapa sawit di Kalimantan Tengah akan meningkat menjadi 1,24 juta ton. Jika target itu tercapai, maka produksi sawit 2012 akan lebih tinggi 3,3% dari tahun lalu yang mencapai 1,2 juta ton. Peningkatan produksi kelapa sawit otomatis akan meningkatkan produksi CPO. Tan memperkirakan, dengan tambahan 3,3% produksi kelapa sawit, maka akan ada kenaikan 8.000 ton produksi CPO dari tahun lalu yang sebesar 240.000 ton. Sebagian besar produksi CPO Wilmar di Kalimantan Tengah, menurut Tan, merupakan komoditas ekspor ke sejumlah negara, seperti India serta negara Eropa, antara lain Yunani dan Turki. CPO-CPO tersebut diproduksi oleh lima pabrik pengolahan kelapa sawit milik perusahaan. Lima pabrik tersebut memiliki kapasitas terpasang masing-masing sebesar 45 ton per jam. Sehingga, "Total kapasitas terpasang setiap pabrik sebesar 300.000 ton per tahun," kata Irianto Ginting, Technical Head Central Kalimantan Project Group. Dengan naiknya produksi CPO, Irianto berharap, perusahaannya mampu meraup untung lebih banyak apalagi harga CPO saat ini cenderung stabil. Dia mengungkapkan, harga CPO di kisaran Rp 7.500 per kg. Sedangkan untuk harga tandan buah segar kelapa sawit mencapai Rp 1.500 per kg. "Walau harga fluktuatif patokan kami dalam bertransaksi adalah data Dinas Perkebunan Provinsi," katanya
PT Wilmar International Plantation adalah anak usaha Wilmar International Ltd. Perusahaan asal Singapura ini juga memiliki anak usaha lain di Indonesia, antara lain PT Wilmar Nabati Indonesia yang bakal memulai bisnis perkebunan tebu di Merauke. Tahun lalu, perusahaan ini memperoleh berkah dari lonjakan harga komoditas perkebunan, termasuk CPO. Walau volume penjualan minyak sawit dan laurics (salah satu produk turunan minyak sawit) turun 2,5% dari 20,82 juta ton menjadi 20,3 juta ton pada 2011, nilai transaksi naik 36,2%, dari US$ 16,82 miliar jadi US$ 22,91 miliar. Dalam laporan keuangan 2011 disebutkan, Wilmar berhasil mencatat kenaikan pendapatan 47,21% dari US$ 30,37 miliar menjadi US$ 44,71 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dupla Kartini