Produksi dan penjualan emas-tembaga Freeport Indonesia merosot di kuartal I 2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi dan penjualan dua komoditas andalan PT Freeport Indonesia (PTFI), yakni emas dan tembaga merosot selama kuartal pertama 2020. Berdasarkan laporan Freeport McMoran, produksi tembaga PTFI pada kuartal pertama 2020 tercatat sebanyak 140 juta pounds, atau turun 3,44% dibanding produksi pada periode yang sama tahun lalu yang sebesar 145 juta pounds tembaga.

Penjualan tembaga pun turun 27% menjadi 127 juta pounds. Pada kuartal pertama tahun lalu, penjualan tembaga PTFI menyentuh 174 juta pounds.

Sementara untuk komoditas emas, produksi PTFI turun 6,17% pada kuartal pertama tahun ini menjadi 152.000 ounces berbanding capaian produksi pada periode yang sama tahun lalu sebesar 162.000 ounces. Sejalan dengan itu, penjualan emas PTFI pun merosot 40,85% menjadi 139.000 ounces dari sebelumnya 235.000 ounces.


Penurunan tersebut masih terkait dengan transisi penambangan PTFI yang intensif untuk mengolah tambang bawah tanah. "Penjualan konsolidasi PTFI pada kuartal pertama 2020 lebih rendah daripada kuartal pertama 2019, mencerminkan tingkat pabrik yang diantisipasi lebih rendah karena PTFI terus meningkatkan produksi dari bijih di tambang bawah tanah," ungkap lFCX dalam laporan kuartalan, Senin (27/4).

Baca Juga: Terdampak corona, proyek smelter Freeport Indonesia terancam molor dari target

Volume penjualan konsolidasi dari PTFI diperkirakan akan mendekati 742 juta pounds tembaga dan 0,8 juta ons emas pada tahun 2020. Asal tahu saja, target penjualan tembaga PTFI sebesar 742 juta pounds di sepanjang tahun ini telah mengalami penyesuaian sebesar 1% dari target awal sebanyak 750 juta pounds. Adapun, pada tahun lalu penjualan PTFI tercatat sebanyak 667 juta pounds tembaga dan 1,0 juta ons emas.

Dari sisi produksi bijih, tambang emas dan tembaga di Papua itu mencatatkan rata-rata produksi harian sekitar 37.500 metrik ton bijih per hari. Capaian itu didapat dari gabungan dua area tambang bawah tanah, yakni dari Deep Mill Level Zone (DMLZ) and Grasberg Block Cave. Bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya atau kuartal keempat 2019, rata-rata produksi bijih di kuartal pertama ini naik 44%.

Baca Juga: Pasokan emas fisik berkurang, pembeli berani bayar lebih mahal tiga kali lipat

President dan Chief Executive Officer FCX Richard C. Adkerson pun optimistis dan menaruh perhatian serius dengan pengembangan tambang emas dan tembaga di Indonesia. Menurut dia, kontribusi dari tambang Papua akan signifikan bagi arus kas FCX mulai tahun depan.

"Kami terus mencapai kemajuan penting di Indonesia membangun produksi tembaga dan emas skala besar dari bijih (tambang) bawah tanah. FCX memposisikan peningkatan yang signifikan dalam arus kas yang masuk 2021 dan seterusnya," kata Adkerson.

Selama kuartal pertama 2020, PTFI mencapai kemajuan tambahan dalam meningkatkan tingkat penambangan dengan menambahkan 49 drawbell baru di DMLZ dan tambang bawah tanah Grasberg Block Cave. Adapun, perkiraan pengeluaran modal tahunan PTFI untuk proyek pengembangan tambang bawah tanah direncanakan rata-rata sekitar US$ 800 juta per tahun untuk periode tiga tahun dari 2020-2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati