Produksi DOC Sierad naik 33,3%



JAKARTA. PT Sierad Produce Tbk menargetkan peningkatan produksi bibit ayam potong atau day old chicken (DOC) 33,3% menjadi 120 juta ekor tahun ini. Pada tahun lalu produksi DOC Sierad sebanyak 90 juta sampai 100 juta ekor.

Eko Putro Sandjojo, Wakil Direktur Utama Sierad Produce mengatakan, peningkatan produksi DOC tahun ini terjadi karena dua kandang pembibitan ayam atau breeding farm di Lebak Banten sudah mulai beroperasi. Dua kandang itu masing-masing memiliki kapasitas produksi mencapai 200.000 ekor. "Kandang pembibitan itu sudah dipakai dan mulai diisi," katanya, Selasa (16/4).

Dengan tambahan dua kandang baru, Sierad akan bisa menggenjot produksi DOC. Dua kandang ini menambah kepemilikan breeding farm Sierad sehingga lima unit. Dari lima kandang itu, tiga kandang sudah berkapasitas produksi penuh atau full capacity.


Beroperasinya dua kandang baru di Banten akan membuat pundi-pundi keuangan emiten berkode SIPD ini makin gemuk.

Apalagi menurut Eko, saat ini harga DOC sudah jauh lebih baik dibanding harga pada awal tahun. Jika pada awal tahun lalu harga DOC berada di bawah harga pokok produksi (HPP) yang sebesar Rp 3.500 per ekor, saat ini sudah naik pada kisaran Rp 5.000 per ekor. Eko menjelaskan anjloknya harga DOC beberapa waktu lalu terjadi karena siklus penjualan industri peternakan unggas yang terjadi secara berbarengan.

SIPD membangun dua breeding farm di Lebak Banten dengan anggaran sekitar Rp 150 miliar hingga Rp 200 miliar. Selain dipakai untuk kebutuhan internal perusahaan, panen DOC dari dua kandang itu  juga dipasarkan kepada peternak unggas yang lain. Dari total panen DOC Sierad Produce, sebanyak 60% dijual ke pasar.

Variasi makanan olahan

Bisnis ayam memang sedang bagus. Bahkan, merebaknya virus flu burung strain baru, H7N9 di China, menurut Eko, tidak mempengaruhi kinerja perusahaan. Untuk mengantisipasi kontaminasi dari virus mematikan tersebut, selama ini perusahaan peternakan komersial telah menerapkan biosecurity di sekitar kandang pembibitan. "Kita telah menerapkan biosecurity yang ketat," katanya.

Yang menjadi masalah dari industri peternakan di Indonesia justru lebih kepada tingginya harga pakan ternak.  Fluktuasi harga bahan pakan ternak mempengaruhi margin keuntungan produksi DOC. Berdasarkan perhitungan Eko, 70% biaya produksi DOC adalah pakan ternak. "Pakan menjadi faktor yang paling mempengaruhi biaya produksi," katanya.

Bisnis peternakan unggas hanya  salah satu dari lini bisnis Sierad Produce. Selain menggenjot produksi DOC, tahun ini Sierad juga terus mengembangkan sektor bisnis makanan olahan. Pengembangan bisnis makanan olahan, terutama daging ayam dilakukan setelah perusahaan ini mengakuisisi saham PT Belfoods Indonesia senilai Rp 59,68 miliar.

Sierad menargetkan pendapatan dari sektor makanan olahan tahun ini mencapai 15% --  20% dari total pendapatan perusahaan sebesar Rp 5,5 triliun. Target tersebut lebih tinggi dibanding tahun lalu yang kontribusinya hanya sebesar 10% dari total pendapatan Rp 4,5 triliun.

Untuk mencapai target itu, Sierad menambah variasi makanan olahan seperti chicken nugget, bakso, dan sosis. Maka, Sierad Produce mengalokasikan anggaran senilai Rp 70 miliar, khusus untuk mengembangkan bisnis makanan olahan. Pada April atau Mei 2013 perusahaan ini akan menambah kapasitas produksi makanan olahan dari 600 ton menjadi 2.000 ton per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa