Produksi emas dan tembaga anjlok, Freeport jeblok



JAKARTA. Pembatasan ekspor mineral yang dilakukan pemerintah pada Januari lalu membuat penjualan emas dan tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI) pada kuartal pertama 2014 anjlok. Meski demikian, PTFI masih berharap bisa menaikkan penjualan tembaga dan emas tahun ini dibandingkan tahun lalu.

Berdasarkan laporan operasional perusahaan yang dirilis Freeport McMoran (FCX), induk perusahaan PTFI, akhir pekan lalu menyebutkan, penjualan emas Freeport turun hingga mencapai 15,18% dari 191.000 troy ounces (oz) pada kuartal pertama 2013 menjadi hanya 162.000 oz pada kuartal pertama 2014 ini.

Demikian pula penjualan tembaga. Penjualan komoditas ini turun 44,95%, atau menjadi 109 juta pound dari 198 juta pound pada kuartal pertama 2013 lalu.


Aktivitas produksi juga turun. Produksi emas turun 1,89% dari 212.000 oz menjadi 208.000 oz. Sedangkan produksi tembaga turun 36,07% dari 219 juta pound pada kuartal I-2013, menjadi 140 juta pound di kuartal I-2014.

Angka produksi dan penjualan yang lebih rendah itu karena kegiatan pengolahan bijih mineral (milling) yang rendah sebagai dampak dari pembatasan ekspor konsentrat. "Akibatnya, terjadi penundaan ekspor sekitar 125 juta pound tembaga dan 140.000 oz emas pada kuartal pertama 2014 ini," ungkap Daisy Damayanti, Vice Corporate Communication Freeport Indonesia kepada KONTAN, Senin (28/4).

Kata Daisy, penjualan yang berkurang menyebabkan pendapatan PTFI juga ikut turun. Pada kuartal I-2014, total pendapatan Freeport Indonesia mencapai US$ 549 juta, turun 45,26% dibandingkan pendapatan di periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$ 1 miliar. Laba kotor turun 87,54% dari US$ 314 juta menjadi US$ 39 juta.

Produksi hanya 40%

Hingga kini, PTFI belum memperoleh persetujuan administratif untuk kegiatan ekspor di 2014. Sebagai dampak dari tertundanya pemberian izin ekspor ini, perusahaan asal Amerika Serikat ini melakukan penyesuaian kegiatan operasinya dengan rencana produksi PT Smelting Gresik.

Asal tahu saja, tingkat pengolahan (milling rate) PTFI selama kuartal pertama 2014 sebanyak 118.000 ton bijih per hari. Jumlah itu turun hampir setengah dari pengolahan normal PTFI. "Kami hanya berproduksi sekitar 40% dari kapasitas produksi normal," ungkap Roziek B. Soetjipto,  Presiden Direktur PTFI.

Padahal pada tahun 2014 ini, PTFI menargetkan penjualan emas sebesar 0,9 miliar pound dan emas sebanyak 1,5 juta oz. Target penjualan tembaga itu relatif sama dengan tahun lalu yang juga sebesar 0,9 miliar pound dan emas sebanyak 1,1 juta oz.

Daisy menambahkan, PTFI saat ini terus berdiskusi dengan pemerintah untuk mencapai resolusi sehingga operasi perusahaan dapat berjalan dengan normal tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap karyawan dan masyarakat lokal. "Asumsinya, target bisa tercapai kalau mulai Mei 2014 ini Freeport Indonesia bisa kembali normal," jelas dia.

Kepala Bidang Hukum dan Hubungan Masyarakat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Susyanto mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan, apakah pelemahan kinerja PTFI akan berdampak pada kemampuan PTFI untuk membayar dividen interim maupun dividen tahunan. "Itu ada hitung-hitungnya, saya kurang tahu soal itu," tandas dia.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan