KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pertambangan yang berada di bawah Group Astra, PT United Tractors Tbk (
UNTR) mencatatkan, produksi emas mencapai 165.000 ons atau naik 12%
year to date (YTD) sampai dengan September 2024. Corporate Secretary United Tractors Sara K. Loebis mengatakan, UNTR masih membidik volume penjualan emas di level 230.000 - 235.000 ons, melalui PT Agincourt Resources yang mengoperasikan tambang emas Martabe dan PT Sumbawa Jutaraya (SJR).
Baca Juga: BRMS dan UNTR Teratas, Cek Saham yang Banyak Dipungut Asing Saat IHSG Anjlok Kemarin Sampai dengan September 2024, total penjualan setara emas dari tambang Martabe meningkat 12,24% (yoy) dari 147.000 ons menjadi 165.000 ons. Sementara itu, SJR sudah memulai produksi pada kuartal II-2024 dan diharapkan bisa mulai mencatatkan penjualan emas pada kuartal IV-2024. "Kami optimis mencapai target dan tidak ada revisi target yang telah ditetapkan," kata Sara kepada Kontan, Senin (11/11). Sara menambahkan, harga emas yang tetap mengkilap sepanjang tahun ini diharapkan memberikan katalis positif untuk kinerja UNTR sepanjang tahun 2024.
Baca Juga: United Tractors Bukukan Laba Bersih Rp15,6 Triliun Sampai Triwulan Ketiga Tahun 2024 Diberitakan sebelumnya, UNTR mencetak pertumbuhan kinerja hingga periode kuartal III-2024. Pendapatan UNTR tumbuh 2% secara tahunan (
year on year/YoY) dari Rp 97,59 triliun menjadi Rp 99,55 triliun sampai dengan September 2024. Sedangkan laba bersih naik tipis 1,62% (YoY) dari sebelumnya Rp 15,34 triliun menjadi Rp 15,59 triliun. Performa UNTR terutama didorong oleh peningkatan kinerja dari segmen kontraktor penambangan serta pertambangan emas dan mineral lainnya. Adapun, unit usaha UNTR di bidang kontraktor penambangan dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA) dan anak usahanya. Sampai dengan kuartal III-2024, pendapatan PAMA Grup naik 11,50% (YoY) dari Rp 39,1 triliun ke level Rp 43,6 triliun.
Baca Juga: Produksi Alat Berat Nasional Tetap Ditargetkan 8.000 Unit di Tahun Ini Sementara itu, pendapatan unit usaha pertambangan emas dan mineral lainnya melonjak sekitar 57% menjadi Rp 6,7 triliun. Terutama disebabkan oleh peningkatan harga jual rata-rata emas sebesar 20,53% dari US$ 1.933 per ons menjadi US$ 2.330 per ons.
Kenaikan dari kedua segmen tersebut lebih besar ketimbang penurunan kinerja segmen mesin konstruksi dan pertambangan batubara. Hingga September 2024, pendapatan mesin konstruksi turun 7,66% (YoY) dari Rp 28,7 triliun ke Rp 26,5 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto