JAKARTA. Perubahan iklim yang berlangsung beberapa tahun terakhir membuat produksi beras Indonesia naik turun tak menentu. Fluktuasi produksi ini membuat pemerintah perlu mencari cadangan beras dari luar negeri. Selain negara pemasok yang bertambah, komitmen penyediaan beras juga ikut ditambah. Dalam kerja sama perdagangan beras dengan Vietnam misalnya , komitmen penyediaan beras untuk diekspor ke Indonesia telah ditingkatkan dari 1 juta ton per tahun menjadi 1,5 juta ton per tahun. Selain itu Indonesia juga menambah kerja sama dengan India untuk memenuhi kebutuhan beras. “Dengan fluktuasi produksi, ke depan beras bisa menjadi masalah serius sehingga akan menjadi lebih baik jika kita menjalin kerja sama ini. Ini untuk mempermudah negosiasi ke depan jika kita membutuhkan beras,” kata Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso ketika dihubungi KONTAN, Rabu(16/11).
Sutarto mengatakan, tahun ini, India menyanggupi menyediakan 1 juta ton beras dan Indonesia telah memiliki kontrak impor 250.000 ton beras dengan India. Namun, komitmen tersebut hanya berupa komitmen volume yang bisa mereka sediakan, bukan jumlah yang diserap Indonesia. Dia berjanji impor beras akan dilakukan dengan hati-hati agar tak sampai merugikan petani dan masyarakat. Dia juga bilang, banyaknya pilihan negara penjual bisa membantu Indonesia mendapatkan beras dengan harga dan kualitas yang terbaik karena tidak tergantung kepada satu pihak saja.