JAKARTA. Tahun ini Kementerian Pertanian dan Badan Urusan Logistik (Bulog) melakukan pengadaan beras dalam negeri sebanyak 3,5 juta ton untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional. Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Udhoro Kasih Anggoro mengatakan, pengadaan beras dalam negeri sebesar 3,5 juta ton ini berasal dari 11 propinsi sentra produksi beras nasional. Kesebelas propinsi ini adalah Nangroe Aceh Darussalam, Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Banten, NTB, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan. "Total areal lahan dari 11 propinsi ini seluas 2,78 juta hektar," ujarnya Kamis (13/1).Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso menambahkan, dari target pengadaan beras dalam negeri yang sebesar 3,5 juta ton itu, setidaknya sekitar 70% - 80% akan dikejar hingga panen raya yang akan jatuh pada Juni - Juli mendatang. "Sampai Juni - Juli setidaknya pengadaan beras dalam negeri harus mencapai 2,5 juta ton," jelas Sutarto.Dari total pengadaan beras dalam negeri ini, rencananya sekitar 500.000 ton - 1 juta ton adalah beras premium dengan tingkat pecahan 5%. Sedangkan sisanya adalah beras medium dengan tingkat pecahan (broken) 20%.Jika pengadaan beras di dalam negeri bisa mencapai 2,5 juta ton sampai pertengahan tahun dan di akhir tahun bisa mencapai 3,5 juta ton, maka harapannya tahun ini Indonesia tidak perlu melakukan impor beras. Tingkatkan produksi gabahAsal tahu saja, tahun lalu pengadaan beras dari dalam negeri hanya sebesar 1,9 juta ton. Rendahnya penyerapan dalam negeri ini disebabkan karena harga beras di tingkat petani diatas Harga Pembelian Pemerintah (HPP).Untuk mendukung pengadaan beras dari dalam negeri, maka pemerintah tahun ini juga mematok kenaikan produksi gabah sebesar 5% ketimbang tahun 2010 lalu. "Target produksi gabah kering giling (GKG) tahun ini ditargetkan sebesar 70,01 juta ton," jelas Anggoro. Produksi gabah ini akan setara dengan 43,93 juta ton beras.Target produksi gabah kering giling ini sudah meningkat dari target yang Kementan sebelumnya. Pada akhir 2010, Kementan telah mematok produksi GKG tahun ini sebesar 68,89 juta ton.Untuk mencapai target poduksi ini, Anggoro mengatakan harus ada sinergi antara hulu dengan hilir. Artinya, perlu kerjasama antara Kementerian Pertanian dan Bulog sebagai pelaksana pengadaan beras. "Kita harus merubah cara kerja kita yang selama ini bekerja sendiri, sekarang harus bersinergi," katanya.Karena itu juga, target produksi beras dan pengadaan beras nasional ini harus didukung ketersediaan benih dan pupuk di sentra-sentra produksi di 11 propinsi tersebut. "Dengan konsekuensi target produksi dan pengadaan beras dinaikkan, maka volume pupuk dan benih harus dipusatkan di daerah sentra produksi yang akan memberikan kontribusi produksi," jelas Anggoro. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Produksi gabah dipatok naik 5%, pengadaan dalam negeri ditargetkan 3,5 juta ton
JAKARTA. Tahun ini Kementerian Pertanian dan Badan Urusan Logistik (Bulog) melakukan pengadaan beras dalam negeri sebanyak 3,5 juta ton untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional. Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Udhoro Kasih Anggoro mengatakan, pengadaan beras dalam negeri sebesar 3,5 juta ton ini berasal dari 11 propinsi sentra produksi beras nasional. Kesebelas propinsi ini adalah Nangroe Aceh Darussalam, Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Banten, NTB, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan. "Total areal lahan dari 11 propinsi ini seluas 2,78 juta hektar," ujarnya Kamis (13/1).Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso menambahkan, dari target pengadaan beras dalam negeri yang sebesar 3,5 juta ton itu, setidaknya sekitar 70% - 80% akan dikejar hingga panen raya yang akan jatuh pada Juni - Juli mendatang. "Sampai Juni - Juli setidaknya pengadaan beras dalam negeri harus mencapai 2,5 juta ton," jelas Sutarto.Dari total pengadaan beras dalam negeri ini, rencananya sekitar 500.000 ton - 1 juta ton adalah beras premium dengan tingkat pecahan 5%. Sedangkan sisanya adalah beras medium dengan tingkat pecahan (broken) 20%.Jika pengadaan beras di dalam negeri bisa mencapai 2,5 juta ton sampai pertengahan tahun dan di akhir tahun bisa mencapai 3,5 juta ton, maka harapannya tahun ini Indonesia tidak perlu melakukan impor beras. Tingkatkan produksi gabahAsal tahu saja, tahun lalu pengadaan beras dari dalam negeri hanya sebesar 1,9 juta ton. Rendahnya penyerapan dalam negeri ini disebabkan karena harga beras di tingkat petani diatas Harga Pembelian Pemerintah (HPP).Untuk mendukung pengadaan beras dari dalam negeri, maka pemerintah tahun ini juga mematok kenaikan produksi gabah sebesar 5% ketimbang tahun 2010 lalu. "Target produksi gabah kering giling (GKG) tahun ini ditargetkan sebesar 70,01 juta ton," jelas Anggoro. Produksi gabah ini akan setara dengan 43,93 juta ton beras.Target produksi gabah kering giling ini sudah meningkat dari target yang Kementan sebelumnya. Pada akhir 2010, Kementan telah mematok produksi GKG tahun ini sebesar 68,89 juta ton.Untuk mencapai target poduksi ini, Anggoro mengatakan harus ada sinergi antara hulu dengan hilir. Artinya, perlu kerjasama antara Kementerian Pertanian dan Bulog sebagai pelaksana pengadaan beras. "Kita harus merubah cara kerja kita yang selama ini bekerja sendiri, sekarang harus bersinergi," katanya.Karena itu juga, target produksi beras dan pengadaan beras nasional ini harus didukung ketersediaan benih dan pupuk di sentra-sentra produksi di 11 propinsi tersebut. "Dengan konsekuensi target produksi dan pengadaan beras dinaikkan, maka volume pupuk dan benih harus dipusatkan di daerah sentra produksi yang akan memberikan kontribusi produksi," jelas Anggoro. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News