JAKARTA. Produksi gandum yang ditanam di dalam negeri masih belum maksimal. Pada 2010 misalnya, Kementerian Pertanian menargetkan produksi gandum lokal bisa mencapai 2.750 ton. Ternyata realisasinya hanya sekitar 10% atau sekitar 275 ton saja. Deddy Dwi Sulistiadi, Kepala Sub Direktorat Serealia Lainnya Kementrian Pertanian mengatakan, sasaran memang masih berkisar pada usaha memasyarakatkan gandum, bukan pada maksimasi produksi. "Wajar kalau belum terealisasi," jelas Deddy kepada KONTAN, Selasa (29/3).Pengembangan gandum lokal memang sedang digalakkan oleh Kementerian Pertanian sejak 2005 silam. Deddy bilang, Kementrian sudah mengembangkan gandum lokal setidaknya di 15 provinsi terutama Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat. "Di daerah seperti Pasuruan penanaman gandum sudah cukup bagus, dalam setahun sudah ada sekitar 100 lahan yang ditanami gandum," jelas Deddy.Namun, pengembangan gandum lokal kerap menemui berbagai hambatan, seperti ketersediaan benih dan pragmatisme petani. Benih gandum agak sulit didapat karena tanaman ini bukan asli dari Indonesia. Kementrian Pertanian memang sudah mulai mengembangkan benih gandum, tapi jumlahnya belum signifikan. Kondisi ini diperparah dengan faktor pragmatisme petani. Deddy bilang, petani tidak mau menanam gandum jika tidak diberi insentif oleh pemerintah. Kementrian memang sudah mendapat kucuran dana pengembangan gandum sekitar Rp 1,7 miliar yang dialokasikan untuk 300 hektar lahan gandum khususnya di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Ini merupakan bantuan Jepang untuk pertanian Indonesia yang dikucurkan melalui program Counterpart Fund Second Kennedy Round (CF-SKR).
Produksi gandum lokal belum maksimal
JAKARTA. Produksi gandum yang ditanam di dalam negeri masih belum maksimal. Pada 2010 misalnya, Kementerian Pertanian menargetkan produksi gandum lokal bisa mencapai 2.750 ton. Ternyata realisasinya hanya sekitar 10% atau sekitar 275 ton saja. Deddy Dwi Sulistiadi, Kepala Sub Direktorat Serealia Lainnya Kementrian Pertanian mengatakan, sasaran memang masih berkisar pada usaha memasyarakatkan gandum, bukan pada maksimasi produksi. "Wajar kalau belum terealisasi," jelas Deddy kepada KONTAN, Selasa (29/3).Pengembangan gandum lokal memang sedang digalakkan oleh Kementerian Pertanian sejak 2005 silam. Deddy bilang, Kementrian sudah mengembangkan gandum lokal setidaknya di 15 provinsi terutama Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat. "Di daerah seperti Pasuruan penanaman gandum sudah cukup bagus, dalam setahun sudah ada sekitar 100 lahan yang ditanami gandum," jelas Deddy.Namun, pengembangan gandum lokal kerap menemui berbagai hambatan, seperti ketersediaan benih dan pragmatisme petani. Benih gandum agak sulit didapat karena tanaman ini bukan asli dari Indonesia. Kementrian Pertanian memang sudah mulai mengembangkan benih gandum, tapi jumlahnya belum signifikan. Kondisi ini diperparah dengan faktor pragmatisme petani. Deddy bilang, petani tidak mau menanam gandum jika tidak diberi insentif oleh pemerintah. Kementrian memang sudah mendapat kucuran dana pengembangan gandum sekitar Rp 1,7 miliar yang dialokasikan untuk 300 hektar lahan gandum khususnya di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Ini merupakan bantuan Jepang untuk pertanian Indonesia yang dikucurkan melalui program Counterpart Fund Second Kennedy Round (CF-SKR).