Produksi garam bisa mencapai 1,3 juta ton



JAKARTA. Produksi garam nasional tahun tahun ini diprediksi naik 5316% menjadi 1,3 juta ton dari realisasi tahun lalu hanya 24.000 ton. Sampai dengan 9 Agustus, produksi garam sudah mencapai 260.000 ton atau sekitar 20% dari target produksi.

Jika tidak ada aral melintang, produksi garam nasional akan mencapai masa puncak pada bulan September, Oktober dan November. "Produksi garam saat ini didukung oleh cuaca," kata Direktur Utama PT Garam, Slamet Untung Irredenta kepada KONTAN, Selasa (9/8).Namun begitu, kenaikan produksi garam membuat harga garam milik petani turun. Jika mengacu pada Peraturan Menteri Perdagangan, harga garam petani itu harusnya Rp 550 per kg hingga Rp 750 per kg. Kenyataannya, harga garam petani jatuh hingga Rp 400 per kg.

Pada Kamis, minggu lalu, Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah berhasil menyegel kapal yang membawa garam impor dari India sebesar 11.800 ton. Sesuai aturan, kapal tersebut tidak boleh masuk saat ladang garam nasional sudah produksi. Kehadiran garam impor tersebut dikhawatirkan bisa merusak harga garam lokal.Ditemui secara terpisah, Dirjen Perdagangan Luar Negeri, Kementrian Perdagangan, Deddy Saleh mengaku sudah meminta importir garam menyerap semua garam lokal petani. Namun, Deddy mengaku banyak importir itu mencari dimana garam yang sudah produksi tersebut. "Tapi, mereka banyak yang bertanya, di mana garam yang produksi dalam negeri itu?," kata Deddy.


Berbeda dengan hitungan Slamet, Deddy hanya menghitung produksi garam tahun hanya mampu mencapai 500.000 ton. Dengan kebutuhan garam konsumsi sebesar 1,6 juta ton, berarti dalam negeri masih kekurangan impor garam 1 juta on. "Sekarang realisasinya baru sekitar 900.000an ton. Berarti sebetulnya produksi dlm negeri itu kurang," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri