JAKARTA. Tingginya curah hujan yang mengakibatkan petani garam menunda masa produksi garam. Akibatnya, produksi garam nasional terancam melorot.Anggota Presidium Aliansi Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia (A2PGRI) Faisal Badawi mengatakan tingginya curah hujan di Indonesia mengakibatkan produksi garam mundur dari jadwal sebelumnya. "Biasanya produksi garam dimulai pada bulan Juli, tapi tahun ini sepertinya mundur sampai Agustus," ujarnya Minggu (18/7).Akibat mundurnya musim produksi ini, Faisal bilang produksi garam pada musim ini diperkirakan akan turun sekitar 20%. Ia mengatakan, biasanya produksi garam nasional sekitar 1,1 juta ton - 1,2 juta ton per musim. Jika tahun ini musim produksi mundur, artinya produksi garam akan melorot menjadi hanya sekitar 960 juta ton.Untuk mengantisipasi kekurangan suplai garam dari petani ke produsen, Faisal menyarankan agar pemerintah memperpendek masa pelarangan impor garam. "Biasanya masa pelarangan impor itu dari Juli sampai Desember," ujarnya.Selama ini, pemerintah menetapkan masa impor garam mulai Januari hingga Juni. Sementara bulan Juli hingga Desember, pemerintah memberlakukan pelarangan impor. "Dengan asumsi, pada bulan Juli petani garam sudah memulai produksinya," jelas Faisal. Menurutnya, setidaknya pemerintah bisa memperpendek masa pelarangan impor garam dari enam bulan menjadi empat bulan. "Jadi pelarangan impor diperpendek sampai Oktober saja. Sehingga November produsen bisa melakukan impor garam untuk menjaga suplai," katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Produksi Garam Makin Asin
JAKARTA. Tingginya curah hujan yang mengakibatkan petani garam menunda masa produksi garam. Akibatnya, produksi garam nasional terancam melorot.Anggota Presidium Aliansi Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia (A2PGRI) Faisal Badawi mengatakan tingginya curah hujan di Indonesia mengakibatkan produksi garam mundur dari jadwal sebelumnya. "Biasanya produksi garam dimulai pada bulan Juli, tapi tahun ini sepertinya mundur sampai Agustus," ujarnya Minggu (18/7).Akibat mundurnya musim produksi ini, Faisal bilang produksi garam pada musim ini diperkirakan akan turun sekitar 20%. Ia mengatakan, biasanya produksi garam nasional sekitar 1,1 juta ton - 1,2 juta ton per musim. Jika tahun ini musim produksi mundur, artinya produksi garam akan melorot menjadi hanya sekitar 960 juta ton.Untuk mengantisipasi kekurangan suplai garam dari petani ke produsen, Faisal menyarankan agar pemerintah memperpendek masa pelarangan impor garam. "Biasanya masa pelarangan impor itu dari Juli sampai Desember," ujarnya.Selama ini, pemerintah menetapkan masa impor garam mulai Januari hingga Juni. Sementara bulan Juli hingga Desember, pemerintah memberlakukan pelarangan impor. "Dengan asumsi, pada bulan Juli petani garam sudah memulai produksinya," jelas Faisal. Menurutnya, setidaknya pemerintah bisa memperpendek masa pelarangan impor garam dari enam bulan menjadi empat bulan. "Jadi pelarangan impor diperpendek sampai Oktober saja. Sehingga November produsen bisa melakukan impor garam untuk menjaga suplai," katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News