JAKARTA. PT Pertamina khawatir produksi gas di Blok Mahakam tahun depan akan susut. Sebab PT Total E&P Indonesie (TEPI) terus mengurangi investasi, sementara PT Pertamina sebagai operator baru belum bisa ikut berinvestasi lantaran kontrak TEPI di Mahakam baru habis Desember 2017 mendatang. Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto bilang, pihaknya masih menunggu izin dari TEPI untuk memulai investasi tahun depan. "Kami memang tidak punya hak untuk langsung investasi. Kami tunggu wellcoming dari Total E&P karena perjanjiannya baru awal 2018 kami bisa masuk," ujarnya, Rabu (29/6).
Padahal, Pertamina mengklaim sudah menghitung jumlah investasi di Blok Mahakam. Menurut Dwi, kebutuhan investasi blok ini setiap tahunnya sekitar US$ 2,5 miliar. "Nanti kami lihat seberapa kami bisa. Sekarang masih dalam pembicaraan," ujarnya. Inisiatif Pertamina untuk memulai investasi pada tahun depan agar bisa menjaga produksi Blok Mahakam tidak menurun pada 2018, ketika Pertamina mengambil alih pengelolaan Blok Mahakam. Apalagi selama dua tahun terakhir Total E&P telah menurunkan investasinya di blok tersebut sehingga produksi Blok Mahakam juga terus menurun. "Ini menjadi kendala proses alih kelola Mahakam," kata Dwi. Vice President Human Resources Total E&P Indonesie Arividya Novianto mengatakan pihaknya masih terus melakukan pembicaraan soal rencana investasi Pertamina tersebut. "Hal ini sedang dalam pembicaraan transfer operatorship kepada Pertamina," katanya, Kamis (30/6). Novianto juga tidak membantah bahwa produksi Blok Mahakam terus mengalami penurunan karena sebagian besar produksi migas berasal dari lapangan-lapangan tua. Sehingga produksinya mengalami penurunan secara alami (natural decline). Saat ini produksi gas di Mahakam 1,74 miliar kaki kubik per hari (bcfd) dan kondensat 68.000 barel per hari (bph). Adapun sumur di Mahakam mencapai 8.500 sumur.
"Kami terus melakukan usaha-usaha pengeboran sumur pengembangan dan pemeliharaan sumur-sumur serta melaunch proyek pengembangan lapangan untuk mengurangi laju penurunan produksi," klaim Novianto. Novianto membenarkan dua tahun terakhir Total EP mengurangi investasi di blok Mahakam. Namun ia mengklaim terus menjaga produksi Mahakam. "Dengan harga minyak yang rendah sejak akhir 2014, kami melakukan penghematan dan efisiensi operasi sehingga target produksi tetap dapat tercapai, namun dengan biaya yang lebih rendah," kata Novianto. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dikky Setiawan