JAKARTA. Kesempatan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) untuk memperoleh tambahan produksi gas dari blok Masela tertunda. Perusahaan minyak dan gas (migas) asal Jepang Inpex Corp selaku operator blok Masela menyatakan, produksi baru bisa dilakukan pada 2018 mendatang. Padahal, target awalnya, blok yang berada di Maluku tersebut sudah bisa dikeruk hasilnya pada 2016. Mengutip pernyataan juru bicara Inpex kepada Reuters beberapa waktu lalu, perusahaan yang menguasai 90% saham pengembangan blok Masela itu baru akan melakukan produksi pada 2018 mendatang. Tak hanya molor, potensi produksi gas di sana pun diprekirakan lebih rendah dari proyeksi awal yang sebesar 4,5 juta ton gas alam cair (LNG) per tahun. Estimasi produksi gas di blok Masela hanya sebesar 2,5 juta ton LNG.
Produksi gas ENRG di Blok Masela molor
JAKARTA. Kesempatan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) untuk memperoleh tambahan produksi gas dari blok Masela tertunda. Perusahaan minyak dan gas (migas) asal Jepang Inpex Corp selaku operator blok Masela menyatakan, produksi baru bisa dilakukan pada 2018 mendatang. Padahal, target awalnya, blok yang berada di Maluku tersebut sudah bisa dikeruk hasilnya pada 2016. Mengutip pernyataan juru bicara Inpex kepada Reuters beberapa waktu lalu, perusahaan yang menguasai 90% saham pengembangan blok Masela itu baru akan melakukan produksi pada 2018 mendatang. Tak hanya molor, potensi produksi gas di sana pun diprekirakan lebih rendah dari proyeksi awal yang sebesar 4,5 juta ton gas alam cair (LNG) per tahun. Estimasi produksi gas di blok Masela hanya sebesar 2,5 juta ton LNG.