JAKARTA. Prediksi bakal naiknya produksi minyak sawit atau crude palm oil (CPO) membenamkan harga CPO untuk hari yang ketiga. Kekhawatiran pasar terhadap suplai memudar karena produksi Indonesia dan Malaysia diperkirakan akan naik. Direktur Godrej International Ltd. Dorab Mistry memperkirakan, Produksi Indonesia diproyeksi meningkat 2,5 juta ton menjadi 25 juta ton, sementara produksi Malaysia naik dari 17 juta ton tahun lalu menjadi 17,6 juta ton di 2011. Secara global, produksi minyak sawit tahun ini setidaknya lebih tinggi 3 juta ton dibanding tahun lalu. Kontrak CPO untuk pengiriman Juni di Malaysian Derivatives Exchange (MDE) sempat turun 0,7% ke RM 3.326 atau setara US$ 1.100 per ton, sebelum bergerak ke RM 3.336 atau US$ 1.105 per ton, pada pukul 13.35 WIB.Kepala perdagangan LT International Futures (M) Sdn. Chandran Sinnasamy menyebut, pasar saat ini tertekan karena suplai minyak sawit. "Jika tidak ada isu cuaca dan tidak ada pemangkasan areal tanaman kedelai, saya pikir harga CPO akan mengikuti tekanan suplai di pasar," prediksinya.Kemarin, Departemen Meteorologi Malaysia mengatakan La Nina akan mulai melemah di ekuatorial Pasifik pada April, sehingga menormalkan cuaca di Malaysia, dan membawa tingkat curah hujan yang mendukung bagi tanaman sawit.Sementara, akhir Maret, Departemen Pertanian AS mengatakan petani di sana mungkin memangkas penanaman kedelai 1% dari tahun lalu.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Produksi global diprediksi naik, harga CPO kian terbenam
JAKARTA. Prediksi bakal naiknya produksi minyak sawit atau crude palm oil (CPO) membenamkan harga CPO untuk hari yang ketiga. Kekhawatiran pasar terhadap suplai memudar karena produksi Indonesia dan Malaysia diperkirakan akan naik. Direktur Godrej International Ltd. Dorab Mistry memperkirakan, Produksi Indonesia diproyeksi meningkat 2,5 juta ton menjadi 25 juta ton, sementara produksi Malaysia naik dari 17 juta ton tahun lalu menjadi 17,6 juta ton di 2011. Secara global, produksi minyak sawit tahun ini setidaknya lebih tinggi 3 juta ton dibanding tahun lalu. Kontrak CPO untuk pengiriman Juni di Malaysian Derivatives Exchange (MDE) sempat turun 0,7% ke RM 3.326 atau setara US$ 1.100 per ton, sebelum bergerak ke RM 3.336 atau US$ 1.105 per ton, pada pukul 13.35 WIB.Kepala perdagangan LT International Futures (M) Sdn. Chandran Sinnasamy menyebut, pasar saat ini tertekan karena suplai minyak sawit. "Jika tidak ada isu cuaca dan tidak ada pemangkasan areal tanaman kedelai, saya pikir harga CPO akan mengikuti tekanan suplai di pasar," prediksinya.Kemarin, Departemen Meteorologi Malaysia mengatakan La Nina akan mulai melemah di ekuatorial Pasifik pada April, sehingga menormalkan cuaca di Malaysia, dan membawa tingkat curah hujan yang mendukung bagi tanaman sawit.Sementara, akhir Maret, Departemen Pertanian AS mengatakan petani di sana mungkin memangkas penanaman kedelai 1% dari tahun lalu.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News