JAKARTA. Ancaman badai El Nino atau musim kemarau panjang tak menyurutkan langkah investor untuk membangun pabrik gula. Kementerian Pertanian (Kemtan) mencatat ada tiga pabrik gula baru yang beroperasi pada semester dua tahun ini.Dua pabrik gula baru tersebut adalah milik PT Kebun Tebu Mas dan PT Adhi Karya Gemilang. Kedua pabrik ini akan beroperasi paling lambat di pengujung tahun 2014. Satu pabrik lagi dibangun oleh PT Gendis Multi Manis. Gamal Nasir, Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kemtan menyatakan, perusahaan tersebut telah meresmikan pabrik gulanya pada pertengahan Juni 2014. Gamal menyatakan, kehadiran ketiga pabrik baru ini menambah sekitar 30.000 ton cane per day (tcd) kapasitas produksi gula nasional. Dengan tambahan kapasitas produksi ini, total kapasitas produksi gula nasional bertambah 30%-40% pada tahun 2015. Tahun, total produksi gula nasional diperkirakan mencapai 3,57 juta ton per tahun. Pemilihan waktu mulai beroperasi pun sengaja mengambil momentum musim kemarau. "Pabrik gula baru memanfaatkan musim kemarau panjang untuk menggiling gula agar rendemen mereka tidak berkurang," ujar Gamal, akhir pekan lalu.Dengan tambahan produksi gula pada tahun depan, harga gula berpeluang kembali turun. Saat ini harga gula di tingkat petani terbilang masih tinggi dengan kisaran Rp 8.250 per kilogram (kg). Sebagai gambaran, kebutuhan investasi untuk membangun pabrik gula tergolong luar biasa. Lihat saja investasi pabrik gula PT Kebun Tebu Mas di Lamongan, Jawa Timur. Perusahaan tersebut menghabiskan dana sekitar Rp 2 triliun untuk membangun pabrik gula berkapasitas 12.500 tcd. Pabrik ini mulai dibangun pada tahun 2013. Perusahaan ini menyiapkan lahan total seluas 2.200 hektare (ha). Areal tersebut untuk lokasi pabrik gula serta areal kebun tebu sebagai bahan baku pabrik gula. Dari luas lahan tersebut, Kebun Tebu Mas menggunakan 800 ha untuk areal kebun tebu sementara pabrik gula membutuhkan lahan 95 ha. Adapun luas lahan selebihnya adalah perkebunan tebu milik masyarakat. PT Adhi Karya Gemilang juga telah selesai membangun pabrik gula kristal rafinasi (GKR). Pabrik ini siap beroperasi penuh dengan kapasitas 700 tcd. Sasaran utama penjualan GKR adalah industri makanan minuman yang berpusat di Lampung dan Jabodetabek. Perusahaan ini telah mempersiapkan pabrik penggilingan pertamanya di Lampung. Dari tiga pabrik tersebut, hanya pabrik gula Gendis Multi Manis di Blora, Jawa Tengah yang telah beroperasi mulai Juni lalu. Perusahaan ini menginvestasikan Rp 1,2 triliun untuk proyek ini. Kamajaya, Direktur Utama Gendis Manis, mengatakan, pengoperasian pabrik gula memang menyesuaikan dengan saat musim giling yang datang mulai Juni-November. Untuk itu, perusahaan ini menargetkan produksi gula kristal putih (GKP) di tahun ini mencapai 45.000 ton. Perusahaan ini tidak memiliki lahan hak guna usaha (HGU) tebu, sehingga pengoperasian pabrik gula Gendis Manis mengandalkan pasokan tebu dari petani plasma di Blora. Kini, luas areal tanaman tebu di Blora mencapai 4.000 hektare (ha). Menurut Kamajaya, luas areal tanaman tebu di Blora terus meningkat. Hitungan dia, lima tahun terakhir lahan kebun tebu di Blora naik 20 kali lipat. Sebab, tahun 2010, luas areal perkebunan tebu di Blora masih seluas 200 ha.Gendis Manis berniat membangun satu pabrik gula baru di Madura. Jika tak aral melintang pembangunan pabrik akan dimulai Agustus 2014. Nilai investasinya ditaksir mencapai Rp 4,5 triliun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Produksi gula semakin manis
JAKARTA. Ancaman badai El Nino atau musim kemarau panjang tak menyurutkan langkah investor untuk membangun pabrik gula. Kementerian Pertanian (Kemtan) mencatat ada tiga pabrik gula baru yang beroperasi pada semester dua tahun ini.Dua pabrik gula baru tersebut adalah milik PT Kebun Tebu Mas dan PT Adhi Karya Gemilang. Kedua pabrik ini akan beroperasi paling lambat di pengujung tahun 2014. Satu pabrik lagi dibangun oleh PT Gendis Multi Manis. Gamal Nasir, Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kemtan menyatakan, perusahaan tersebut telah meresmikan pabrik gulanya pada pertengahan Juni 2014. Gamal menyatakan, kehadiran ketiga pabrik baru ini menambah sekitar 30.000 ton cane per day (tcd) kapasitas produksi gula nasional. Dengan tambahan kapasitas produksi ini, total kapasitas produksi gula nasional bertambah 30%-40% pada tahun 2015. Tahun, total produksi gula nasional diperkirakan mencapai 3,57 juta ton per tahun. Pemilihan waktu mulai beroperasi pun sengaja mengambil momentum musim kemarau. "Pabrik gula baru memanfaatkan musim kemarau panjang untuk menggiling gula agar rendemen mereka tidak berkurang," ujar Gamal, akhir pekan lalu.Dengan tambahan produksi gula pada tahun depan, harga gula berpeluang kembali turun. Saat ini harga gula di tingkat petani terbilang masih tinggi dengan kisaran Rp 8.250 per kilogram (kg). Sebagai gambaran, kebutuhan investasi untuk membangun pabrik gula tergolong luar biasa. Lihat saja investasi pabrik gula PT Kebun Tebu Mas di Lamongan, Jawa Timur. Perusahaan tersebut menghabiskan dana sekitar Rp 2 triliun untuk membangun pabrik gula berkapasitas 12.500 tcd. Pabrik ini mulai dibangun pada tahun 2013. Perusahaan ini menyiapkan lahan total seluas 2.200 hektare (ha). Areal tersebut untuk lokasi pabrik gula serta areal kebun tebu sebagai bahan baku pabrik gula. Dari luas lahan tersebut, Kebun Tebu Mas menggunakan 800 ha untuk areal kebun tebu sementara pabrik gula membutuhkan lahan 95 ha. Adapun luas lahan selebihnya adalah perkebunan tebu milik masyarakat. PT Adhi Karya Gemilang juga telah selesai membangun pabrik gula kristal rafinasi (GKR). Pabrik ini siap beroperasi penuh dengan kapasitas 700 tcd. Sasaran utama penjualan GKR adalah industri makanan minuman yang berpusat di Lampung dan Jabodetabek. Perusahaan ini telah mempersiapkan pabrik penggilingan pertamanya di Lampung. Dari tiga pabrik tersebut, hanya pabrik gula Gendis Multi Manis di Blora, Jawa Tengah yang telah beroperasi mulai Juni lalu. Perusahaan ini menginvestasikan Rp 1,2 triliun untuk proyek ini. Kamajaya, Direktur Utama Gendis Manis, mengatakan, pengoperasian pabrik gula memang menyesuaikan dengan saat musim giling yang datang mulai Juni-November. Untuk itu, perusahaan ini menargetkan produksi gula kristal putih (GKP) di tahun ini mencapai 45.000 ton. Perusahaan ini tidak memiliki lahan hak guna usaha (HGU) tebu, sehingga pengoperasian pabrik gula Gendis Manis mengandalkan pasokan tebu dari petani plasma di Blora. Kini, luas areal tanaman tebu di Blora mencapai 4.000 hektare (ha). Menurut Kamajaya, luas areal tanaman tebu di Blora terus meningkat. Hitungan dia, lima tahun terakhir lahan kebun tebu di Blora naik 20 kali lipat. Sebab, tahun 2010, luas areal perkebunan tebu di Blora masih seluas 200 ha.Gendis Manis berniat membangun satu pabrik gula baru di Madura. Jika tak aral melintang pembangunan pabrik akan dimulai Agustus 2014. Nilai investasinya ditaksir mencapai Rp 4,5 triliun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News