Produksi gula turun tipis



JAKARTA. Rapat Dewan Gula Indonesia (DGI) yang digelar Kamis (17/10) menyimpulkan taksasi produksi gula pada tahun ini turun 1,93% dibandingkan tahun lalu. Tahun ini, produksi gula hanya sebesar 2,54 juta ton. Sementara, produksi gula tahun lalu mencapai 2,59 juta ton

Lunturnya produksi gula tahun ini karena musim kemarau basah. Seharusnya ketika musim giling mulai, yakni Mei sudah memasuki kemarau. Nyatanya, sampai Juni hingga Agustus masih ada beberapa wilayah yang diguyur hujan.

Padahal, produksi tebu tahun ini cukup bagus. Berdasarkan data DGI, produksi tebu di tahun ini naik menjadi 35,38 juta ton dari 31,88 juta ton di tahun 2012.


"Tapi karena hujan jadi rendemennya turun dan berpengaruh ke produksi gula," ujar Menteri Pertanian Suswono. kemarin. Tahun ini, rendemen gula nasional hanya 7,2%. Tahun 2012, rendemen gula nasional mencapai 8,13%.

Gamal Nasir, Direktur Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian menjelaskan, terjadinya kenaikan produksi tebu disebabkan oleh meningkatnya produktivitas dan areal lahan. Ia bilang, pada 2013, produktivitas tebu sebesar 76,8 ton per hektare (ha), atau naik 6,51% dibandingkan tahun lalu sebesar 8,13 ton per ha.

Di sisi lahan, ada penambahan luas areal panen tebu hingga 9.305 ha dibandingkan tahun lalu. Pada 2013, luas panen tebu mencapai 460.496 ha. "Itu termasuk penambahan lahan yang ada di Madura seluas 4.000 ha sisanya menyebar di seluruh Indonesia termasuk di Jawa," ujar Gamal.

Akan dievaluasi

Atas hasil taksasi tersebut, Suswono, mengatakan pemerintah akan mengevaluasi jumlah kebutuhan gula secara keseluruhan. Soalnya, menurut dia, kondisi saat ini banyak petani tebu yang merugi lantaran melimpahnya pasokan gula rafinasi di pasar. "Selain konsumsi riil, juga akan dievaluasi kebutuhan industri makanan minuman," katanya.

Arum Sabil Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mengatakan, walaupun produksi turun tahun ini, namun impor gula tak perlu ditambah. Soalnya, menurut hitungannya, kebutuhan gula konsumsi tahun ini sebesar 2,1 juta ton. Kemudian kebutuhan gula industri 2,2 juta ton sehingga total kebutuhan gula 4,3 juta ton.

"Tetapi, sampai saat ini impor gula mentah sudah mencapai 3,5 juta ton, jauh melebihi kebutuhan," ujar Arum. Gula rafinasi yang beredar di pasar ini, kata Arum memukul petani tebu. Karena, di saat produksi turun, rendemen turun dan biaya produksi naik, harga gula justru terjungkal. Jika tahun lalu, harga lelang gula bisa Rp 10.000 per kilogram (kg) tahun ini Rp 9.000 per kg itu sudah termasuk bagus. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Fitri Arifenie