Produksi ikan arwana masih minim



JAKARTA. Produksi ikan hias jenis arwana di Indonesia masih terbilang minim. Sugiarto Budiono, Ketua Komisi Ikan Hias Indonesia (KIHI) menuturkan, produksi ikan arwana nasional baru bisa memenuhi setengah kebutuhan pasar saja. Di China misalnya, permintaan ikan arwana di sana setiap bulan mencapai 15.000 ekor. "Indonesia diperkirakan baru bisa memasok kurang dari setengahnya saja," tutur Sugiarto kepada KONTAN, Kamis (23/6).Sugiarto bilang, potensi pembudidayaan ikan arwana di Indonesia sebenarnya sangat besar. Apalagi, ikan arwana merupakan spesies ikan hias asli Indonesia. Ini Kondisi itu bukan berarti mengindikasikan bahwa para pembudidaya ikan hias kurang berminat membudidayakan arwana. Namun, para pembudidaya menemui hambatan dari sisi karakter budidaya arwana itu sendiri. Sugiarto bilang, satu telur arwana biasanya hanya bisa menghasilkan 20-30 ekor arwana anakan. Bandingkan dengan ikan koi yang satu buah telurnya bisa menghasilkan ratusan ekor ikan. "Budidaya arwana tidak bisa langsung banyak," jelas Sugiarto.Suwandi, Manajer Operasional PT Arwana Indonesia mengakui, produksi ikan arwana memang belum massif. Ia mengungkapkan perusahaannya baru bisa memproduksi 100 ekor arwana anakan setiap bulannya. Ikan-ikan itu tidak langsung diekspor tapi dipelihara terlebih dahulu hingga berukuran lebih besar, yaitu sekitar 15 cm. Setelah itu, PT Arwana baru mengekspornya ke Beijing, China.Pasokan PT Arwana jelas masih jauh dari kebutuhan arwana dari China yang terus naik. Masyarakat China memang sangat gemar memelihara arwana karena menganggap ikan ini membawa keberuntungan bagi mereka. " PT Arwana biasanya membanderol arwana ukuran 15 cm seharga US$ 500-US$ 1.000 per ekornya.Suwandi bilang, perusahaannya bakal berekspansi membuat kolam budidaya arwana seluas 4 hektare (ha) di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar). Kolam baru itu bakal mendukung kolam lama PT Arwana di Cimanggis, Depok yang seluas 10 ha. Dengan penambahan kolam itu, PT Arwana menargetkan kenaikan produksi ikan arwana menjadi 300 ekor per bulan.Suwandi berkata, PT Arwana sebenarnya ingin ekspansi produksi lebih banyak lagi. Masalahnya, mereka terhambat oleh ketersediaan dana yang minim. Maklum saja, investasi pembudidayaan arwana itu bisa mencapai miliaran rupiah. Ini diperparah oleh kebijakan pihak perbankan yang tidak bersedia memberikan kredit pada pelaku usaha perikanan sepertinya. "Perbankan terlihat belum percaya pada industri ikan hias," keluhnya.Setiawan, Kepala Sub Direktorat Budidaya Ikan Hias Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), mengungkapkan pemerintah sudah memiliki program untuk memacu produksi ikan arwana dan ikan hias secara umum. KKP misalnya gencar melakukan kerjasama budidaya dengan pelaku ikan arwana di beberapa daerah. KKP berusaha membantu dari sisi riset dan pengadaan benih arwana guna mendukung peningkatan produksi pembudidaya.KKP juga, lanjutnya, telah menggelontorkan dana bantuan budidaya perikanan melalui Program Usaha Mina Pedesaan (PUMP). Program itu memang tidak khusus untuk pengembangan ikan arwana saja. Tapi, para pembudidaya arwana dan ikan hias lainnya bisa mendapat jatah bantuan itu. Satu paket bantuan PUMP sendiri besarnya mencapai Rp 100 juta. "Pembudidaya ikan hias di Blitar, Jawa Timur ada yang mendapat dana bantuan itu," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Rizki Caturini