Produksi IKM Yogyakarta tumbuh 17,28%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi industri mikro kecil (IMK) di wilayah Yogyakarta catat pertumbuhan positif. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DIY, produksi IKM di wilayah tersebut pada triwulan IV tahun 2017 tumbuh 17,28% year on year (yoy). Capaian ini melampaui angka pertumbuhan di tingkat nasional sebesar 4,59%.

Dirjen IKM Kementerian Industrian Gati Wibawaningsih menyampaikan guna tingkatkan produksi dan promosi pelaku IKM saat ini perlu memanfaatkan perkembangan teknologi. Untuk itu, Kemperin telah memfasilitasi kebutuhan tersebut melalui program e-Smart IKM.

“Program e-Smart IKM yang digagas oleh Kemperin ini merupakan sistem berbasis data yang meliputi sentra dan produk IKM yang tersaji secara terintegrasi dengan marketplace lokal. Kemperin telah bekerjasama dengan Bukalapak, Blanja, Tokopedia, Blibli, dan Shopee," ujar Gati dalam keterangan tertulis, Rabu (13/6).


Melalui e-Smart IKM, Gati berharap, dapat mempermudah dan memperluas akses pasar IKM melalui pemasaran online. Selain itu mampu meningkatkan keunggulan IKM di kancah domestik dan global karena memperoleh ketersediaan bahan baku, teknologi dan modal.

“Apalagi, Indonesia sedang memasuki era revolusi industri 4.0, dimana teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan sepenuhnya dalam proses produksi untuk mencapai efisiensi dan kualitas yang maksimal,” paparnya.

Salah satu peserta workshop e-Smart IKM yang dinilai cukup sukses karena telah memanfaatkan fasilitas platform digital, yaitu CV. General PLC Service yang dimiliki oleh Sulaiman, warga Yogyakarta yang usahanya memproduksi alat timbang digital dengan merek 'Dhuto'.

“Timbangan Dhuto memiliki dua jenis inovasi, yakni alat penimbang darah dan timbangan gantung digital alat berat,” ungkap Gati.

Beberapa produk lainnya yaitu timbangan digital crane scale (DCS), telecontrol, timbangan darah, dan alat elektronik pabrik. Dhuto telah dipasarkan di pulau Jawa hingga Kalimatan Timur dengan nilai transaksi mencapai Rp 200 juta per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi