Produksi kakao diproyeksikan melorot tahun ini



JAKARTA. Naiknya kinerja industri olahan biji kakao dalam negeri ternyata tak seiring dengan kemampuan produksi bahan bakunya, yakni biji kakao.

Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) memproyeksikan, produksi bijih kakao turun karena adanya penanaman kakao yang tidak baik dari petani.

Mengutip data Askindo, tahun 2006 produksi biji kakao mencapai 650.000 ton, namun tahun lalu produksinya hanya 450.000 ton. Bahkan, tahun ini diproyeksikan akan turun menjadi 425.000 ton.


Zulhefi Sikumbang, Ketua Umum Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) bilang, tahun 2010 produksi biji kakao yang dihasilkan petani hanya 400 kilogram (kg) per hektare (ha)/tahun.

Bahkan tahun 2013 lalu turun menjadi 300 kg per ha/tahun. "Petani kita tidak mau merawat tanaman kakao," ujar Zulhefi, Selasa (11/2).

Sekadar catatan saja, tanaman kakao sendiri sebenarnya membutuhkan perawatan yang cukup ekstra. Ranting-ranting pohon kakao harus dipankas secara rutin, dan ketinggiannya tidak boleh lebih dari empat meter (m) bila ingin produksinya maksimal.

Luas areal lahan perkebunan kakao dalalm negeri sendiri mencapai 1,5 juta ha. Tentu saja, dampak dari produksi biji kakao yang rendah ini mengakibatkan impor biji kakao semakin membumbung.

Tahun lalu, impor biji kakao mencapai 40.000 ton, dan tahun depan meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 100.000 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri