JAKARTA. Awan mendung masih menaungi komoditas kakao nasional. Hal itu terjadi karena produksi kakao nasional masih belum bangkit tahun ini. Berdasarkan perhitungan Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo), pada semester I-2017 produksi biji kakao Tanah Air tercatat hanya 150.000 ton, turun 10% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Zulhefi Sikumbang, Ketua Umum Askindo menjelaskan, penurunan produksi kakao Indonesia diakibatkan produktivitas pohon kakao petani yang terus menurun karena usia tanaman sudah uzur. Selain itu, hingga kini tak ada upaya dan dukungan pemerintah untuk peremajaan kebun kakao atau replanting. "Banyak pohon kakao yang sudah tidak bisa produksi lagi karena petani tak bisa meremajakan kebun mereka sendiri, baik karena modal maupun kesalahan perawatan," ujar Zulhefi kepada KONTAN, Minggu (30/7).
Produksi kakao semester I-2017 turun 10%
JAKARTA. Awan mendung masih menaungi komoditas kakao nasional. Hal itu terjadi karena produksi kakao nasional masih belum bangkit tahun ini. Berdasarkan perhitungan Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo), pada semester I-2017 produksi biji kakao Tanah Air tercatat hanya 150.000 ton, turun 10% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Zulhefi Sikumbang, Ketua Umum Askindo menjelaskan, penurunan produksi kakao Indonesia diakibatkan produktivitas pohon kakao petani yang terus menurun karena usia tanaman sudah uzur. Selain itu, hingga kini tak ada upaya dan dukungan pemerintah untuk peremajaan kebun kakao atau replanting. "Banyak pohon kakao yang sudah tidak bisa produksi lagi karena petani tak bisa meremajakan kebun mereka sendiri, baik karena modal maupun kesalahan perawatan," ujar Zulhefi kepada KONTAN, Minggu (30/7).