Produksi Kedelai Kelompok Tani Binaan PT KBI Naik 43%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) berkolaborasi dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Asosiasi Masyarakat Kedelai Lokal Nusantara (Asmakara) menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) unggulan di sektor pertanian. Program ini membina 73 petani kedelai yang tergabung dalam tiga kelompok tani Moyang, dengan total lahan kelolaan 10 hektare (ha).

Direktur Pengembangan Bisnis dan Operasional PT KBI Saidu Solihin mengatakan, sebelum pembinaan, produksi kedelai ketiga kelompok tani tersebut hanya sekitar 9 ton. Melalui program binaan PT KBI, produksi meningkat 43% menjadi 21 ton.

“Kedelai ini merupakan program unggulan kami. Hasil panennya masuk ke dalam sistem resi gudang, sehingga petani bisa merasakan peningkatan ekonomi secara berkelanjutan,” ujar Saidu Solihin dalam keterangannya, Jumat (19/12).


Selain kedelai, PT KBI juga melakukan reforestasi melalui penanaman kopi. Hingga kini, sebanyak 500 pohon kopi telah ditanam di kaki Gunung Guntur, Garut, Jawa Barat, di lahan seluas 2.800 meter persegi. Program tersebut kini memasuki tahap kedua dengan penanaman 600 bibit kopi.

Baca Juga: KPBI Kantongi Izin Sebagai Pengelola Gudang SRG

Program reforestasi ini tidak hanya bertujuan melestarikan hutan, tetapi juga mendorong budidaya kopi dan meningkatkan pendapatan petani. Komoditas kopi tersebut juga akan dimasukkan ke dalam sistem resi gudang. Program ini dikelola Yayasan Tanah Air Semesta yang bergerak di bidang reforestasi, agroforestri, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat pada area kelolaan Perhutani.

Di luar sektor pertanian, PT KBI juga menjalankan TJSL di bidang pendidikan melalui kerja sama dengan Universitas Jakarta dalam bentuk pemberian beasiswa.

Saidu menjelaskan, seluruh program TJSL PT KBI selaras dengan pengembangan sistem resi gudang sebagai salah satu pilar bisnis perusahaan yang menyasar petani, nelayan, dan peternak.

Sistem resi gudang yang dijalankan KBI merupakan amanat Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2011 tentang Sistem Resi Gudang dan sejalan dengan visi Presiden Prabowo untuk mewujudkan kedaulatan pangan. 

Baca Juga: Ekspor Cokelat Meningkat, Kemendag Dorong Hilirisasi Komoditas Kakao

Melalui resi gudang, petani dapat memperoleh harga jual yang lebih baik sekaligus memutus praktik ijon. Pada komoditas kopi, misalnya, harga yang diterima petani sebelumnya sekitar Rp50.000 per kilogram. Dengan resi gudang, harga tersebut dapat meningkat hingga dua kali lipat.

Resi gudang juga dapat dijadikan agunan kredit di perbankan, sehingga petani memperoleh akses modal kerja. Untuk komoditas kopi, PT KBI melalui sistem resi gudang telah menjalin kontrak ekspor ke Dubai sebesar 20 ton per bulan dengan harga yang kompetitif.

Selanjutnya: 73% Konsumen Pakai Layanan Pesan Antar, Grab Catat Makanan &Minuman Ini Laris

Menarik Dibaca: Hasil BWF World Tour Finals 2025, 2 Wakil Indonesia Ini Menang meski Gagal ke 4 Besar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

TAG: