Produksi kelapa sawit 2013 rontok



JAKARTA. Anomali cuaca di tahun ini telah merepotkan perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit. Seperti yang dialami PT Sampoerna Agro Tbk dan PT Jaya Agra Wattie Tbk. Produksi kelapa sawit mereka tahun ini tidak mencapai target.

Sahat Sinaga, Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Sawit Nabati Indonesia (GIMNI) mengatakan, tahun ini ada penurunan produksi crude palm oil (CPO) berkisar 8%-10%. Ini lantaran sawit membutuhkan air yang cukup banyak.

Hanya, hujan ekstrem yang terjadi di siang hari juga bisa mengganggu proses fotosintesis sehingga produksi ikut terganggu. Dengan intensitas curah hujan di dalam negeri yang cukup tinggi, kata Sahat berpengaruh kepada produktivitas kebun sawit.


Lihat saja efek cuaca ke PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO). Pada periode Januari sampai September 2013 lalu, Sampoerna Agro memproduksi tandan buah segar (TBS) sawit sebesar 804.341 ton. Dibandingkan dengan tahun lalu periode yang sama, produksi TBS sawit milik Sampoerna Agro susut 28,82%. Kuartal ketiga tahun lalu, Sampoerna Agro berhasil memproduksi TBS hingga 1,13 juta ton.

Head of Investor Relations PT Sampoerna Agro Tbk Michael Kesuma mengatakan, cuaca buruk memiliki andil terhadap penurunan produksi TBS sawit SGRO.

Namun ia yakin situasi panen akan membaik pada akhir tahun nanti. "Meski membaik namun sulit untuk mengejar produksi tahun lalu," katanya saat dihubungi KONTAN, belum lama ini.

Karena produksi TBS kelapa sawit turun, produksi CPO juga ikut turun, bahkan mencapai 32%. Jika kuartal ketiga tahun lalu Sampoerna Agro menghasilkan 232.142 ton CPO, tahun ini hingga September produksi CPO hanya mencapai 158.863 ton.

Makanya, penjualan CPO SGRO pun merosot 36% menjadi Rp 1,19 triliun. Padahal tahun lalu di periode yang sama, penjualan SGRO mencapai Rp 1,86 triliun. "Pemicu turunnya penjualan CPO karena volume turun lebih dalam daripada harga," terang Michael.

Revisi target

Menurut Michael, Sampoerna Agro juga tidak bisa mengharapkan TBS dari pihak ketiga untuk menggenjot produksi CPO. Sebab, cuaca ekstrem tidak hanya berpengaruh terhadap kebun sawit Sampoerna Agro, melainkan juga terhadap perkebunan plasma dan kebun rakyat pihak ketiga. "Dengan begitu kami juga tidak bisa mendapatkan TBS lebih banyak," jelas dia.

Hal yang sama juga dialami PT Jaya Agra Wattie Tbk. Maka, perusahaan ini melakukan revisi target produksi CPO. Semula, emiten dengan kode saham JAWA ini optimistis mampu meraih target produksi 56.217 ton.

Namun, menjelang akhir tahun, kemungkinan produksi CPO Jaya Agra hanya 38.000 ton. Sampai September tahun ini, produksi CPO tersebut 29.434 ton.

Produksi TBS Jaya Agra memang tak begitu bagus. Hingga kuartal ketiga tahun ini, produksi TBS hanya 139.532 ton, lebih rendah dari periode yang sama 2012, yang sebesar 141.292 ton. "Produksi kebun sendiri turun, pembelian pihak ketiga juga turun," ujar Bambang S. Ibrahim, Direktur Keuangan PT Jaya Agra Wattie Tbk. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Fitri Arifenie