JAKARTA. Tingginya harga kertas dan tren penurunan penjualan kertas seiring dengan tumbuhnya era digital membuat PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) pesimistis menetapkan target produksinya. Tahun ini, perusahaan memperkirakan produksi kertas dan bubur kertas (pulp) bakal stagnan atau sama seperti tahun lalu. Presiden Direktur PT Riau Andalan Pulp and Paper Kusnan Rahmin mengatakan, tahun ini perusahaan menargetkan produksi kertas sebanyak 800.000 ton dan produksi pulp sebanyak 2,7 juta ton. Target produksi ini sama seperti realisasi produksi 2013. "Kami memproduksi kertas untuk office paper atau kertas fotokopi. Jadi, produksi kertas bergantung pada kebutuhan kantoran atau sekolah," jelas Kusnan, Senin (14/4). Kusnan menambahkan, produksi kertas perusahaan sangat tergantung pada permintaan pasar. Saat ini pangsa pasar kertas cenderung tak berkembang lantaran era digital yang tumbuh dan berdampak meminimalisasi konsumsi kertas (paperless). Di sisi lain, harga kertas menjadi lebih mahal lantaran pelemahan nilai tukar rupiah. "Harga kertas akan lebih mahal bila terjadi fluktuasi rupiah," kata Kusnan.
Produksi Kertas Riau Stagnan
JAKARTA. Tingginya harga kertas dan tren penurunan penjualan kertas seiring dengan tumbuhnya era digital membuat PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) pesimistis menetapkan target produksinya. Tahun ini, perusahaan memperkirakan produksi kertas dan bubur kertas (pulp) bakal stagnan atau sama seperti tahun lalu. Presiden Direktur PT Riau Andalan Pulp and Paper Kusnan Rahmin mengatakan, tahun ini perusahaan menargetkan produksi kertas sebanyak 800.000 ton dan produksi pulp sebanyak 2,7 juta ton. Target produksi ini sama seperti realisasi produksi 2013. "Kami memproduksi kertas untuk office paper atau kertas fotokopi. Jadi, produksi kertas bergantung pada kebutuhan kantoran atau sekolah," jelas Kusnan, Senin (14/4). Kusnan menambahkan, produksi kertas perusahaan sangat tergantung pada permintaan pasar. Saat ini pangsa pasar kertas cenderung tak berkembang lantaran era digital yang tumbuh dan berdampak meminimalisasi konsumsi kertas (paperless). Di sisi lain, harga kertas menjadi lebih mahal lantaran pelemahan nilai tukar rupiah. "Harga kertas akan lebih mahal bila terjadi fluktuasi rupiah," kata Kusnan.