JAKARTA. PT Pertamina menyatakan, proyek Refinery Development Masterplan Program (RDMP) yang tengah dijalankan akan mampu mengolah minyak dengan kadar sulfur tinggi. Tujuannya agar menghasilkan minyak minimal memproduksi Pertamax. Toharso, Direktur Pengolahan PT Pertamina mengatakan, tujuan proyek RDMP ada tiga. Pertama, proyek itu akan mengurangi impor minyak hingga 700.000 barel per hari (bph). Saat ini kapasitas produksi enam kilang sekitar 1.040.000 bph, tetapi karena setiap kilang ada perawatan dan mesti shut dow, maka berkurang sekitar 900.000 bph. Adapun kebutuhan BBM 1,6 juta bph. Kedua, RDMP akan mampu memenuhi standar lingkungan European Emission Standards alias Euro5. Ketiga, kilang hasil RDMP itu akan mampu mengolah minyak dengan sulur tinggi menjadi minyak bersulfur rendah.
Produksi kilang Pertamina minimal jenis Pertamax
JAKARTA. PT Pertamina menyatakan, proyek Refinery Development Masterplan Program (RDMP) yang tengah dijalankan akan mampu mengolah minyak dengan kadar sulfur tinggi. Tujuannya agar menghasilkan minyak minimal memproduksi Pertamax. Toharso, Direktur Pengolahan PT Pertamina mengatakan, tujuan proyek RDMP ada tiga. Pertama, proyek itu akan mengurangi impor minyak hingga 700.000 barel per hari (bph). Saat ini kapasitas produksi enam kilang sekitar 1.040.000 bph, tetapi karena setiap kilang ada perawatan dan mesti shut dow, maka berkurang sekitar 900.000 bph. Adapun kebutuhan BBM 1,6 juta bph. Kedua, RDMP akan mampu memenuhi standar lingkungan European Emission Standards alias Euro5. Ketiga, kilang hasil RDMP itu akan mampu mengolah minyak dengan sulur tinggi menjadi minyak bersulfur rendah.