JAKARTA. Perluasan areal kopi arabika untuk dapat menyaingi produksi kopi robusta nampaknya sulit tercapai. Asosiasi menghitung setidaknya peningkatan produksi tersebut maksimal hanya dikisaran 30% atau meningkat tipis dari produksi saat ini yang mencapai 25% dari produksi kopi dalam negeri. Leman Pahlevi, ketua Asosiasi Speciality Coffee Indonesia mengatakan, selama ini kopi arabika hanya dapat berkembang dengan baik di ketinggian 1.000 meter (m) di atas permukaan laut (dpl). Sementara untuk kopi robusta berada di ketinggian 600 m dpl. "Dengan kondisi ini sulit untuk dapat melampaui produksi kopi robusta," kata Leman, belum lama ini. Produksi kopi dalam negeri sendiri terus mengalami pasang surut lantaran kondisi iklim yang terjadi. Tahun ini produksi kopi secara total diperkirakan berada dikisaran 500.000 ton, padahal potensi yang dapat diraih mencapai 700.000 ton.
Produksi kopi arabika sulit tandingi robusta
JAKARTA. Perluasan areal kopi arabika untuk dapat menyaingi produksi kopi robusta nampaknya sulit tercapai. Asosiasi menghitung setidaknya peningkatan produksi tersebut maksimal hanya dikisaran 30% atau meningkat tipis dari produksi saat ini yang mencapai 25% dari produksi kopi dalam negeri. Leman Pahlevi, ketua Asosiasi Speciality Coffee Indonesia mengatakan, selama ini kopi arabika hanya dapat berkembang dengan baik di ketinggian 1.000 meter (m) di atas permukaan laut (dpl). Sementara untuk kopi robusta berada di ketinggian 600 m dpl. "Dengan kondisi ini sulit untuk dapat melampaui produksi kopi robusta," kata Leman, belum lama ini. Produksi kopi dalam negeri sendiri terus mengalami pasang surut lantaran kondisi iklim yang terjadi. Tahun ini produksi kopi secara total diperkirakan berada dikisaran 500.000 ton, padahal potensi yang dapat diraih mencapai 700.000 ton.