JAKARTA. Anomali iklim yang terjadi sejak tahun lalu nampaknya masih menyisakan dampak buruk bagi tanaman kopi. Curah hujan yang tinggi sejak tahun lalu menyebabkan produksi kopi nasional diperkirakan akan stagnan.Ketua Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) Suyanto Husein mengungkapkan, awalnya AEKI memperkirakan produksi kopi nasional bisa mencapai 740.000 ton. "Tapi, karena dampak anomali iklim masih terjadi, diperkirakan ada penurunan produksi," ujarnya akhir pekan lalu. Sehingga AEKI merevisi target produksi tahun ini menjadi sekitar 600.000 ton.Dengan target produksi tersebut, maka produksi kopi nasional tahun ini tidak lebih baik ketimbang tahun lalu. Tahun lalu, akibat anomali iklim produksi kopi nasional hanya sekitar 640.000 ton. Suyanto menambahkan, selain karena imbas anomali iklim, melorotnya produksi kopi tahun ini juga dipicu tanaman kopi yang sudah tua, sehingga produktifitasnya menurun.Sebelumnya, Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Gamal Nasir juga membenarkan anomali iklim mengakibatkan produksi kopi menyusut. Tahun lalu produksi kopi nasional turun sekitar 30% menjadi sekitar 600.000 ton. Nah, tahun ini sebenarnya Kementan mematok target produksi kopi nasional sebanyak 709.000 ton. Tapi, melihat iklim masih belum bersahabat, target ini sepertinya sulit untuk dicapai.Penurunan produksi kopi tahun ini, kata Suyanto tentu saja akan berimbas pada menurunnya target ekspor kopi di tahun ini. Dalam perhitungan AEKI, tahun ini ekspor kopi Indonesia hanya akan mencapai 390.000 ton. Jika dibanding realisasi ekspor kopi tahun lalu sebanyak 443.969 ton, maka perkiraan ekspor kopi tahun ini jauh lebih rendah.Dia bilang, selain itu, penurunan ekspor kopi tahun ini juga disebabkan meningkatnya konsumsi kopi di dalam negeri. "Selain eksportir, industri kopi juga terus menyerap kopi," ujarnya.Pranoto Soenarto Wakil Ketua Umum AEKI bidang Industri dan Speciality Kopi juga membenarkan mengenai peningkatan konsumsi kopi di dalam negeri ini. Menurutnya, kesadaran meminum kopi di kalangan masyarakat Indonesia semakin tinggi. Ini terlihat dari angka konsumsi kopi per kapita yang terus merangkak. Tahun lalu, konsumsi kopi domestik masih sekitar 0,83 kg per kapita per tahun. Sedangkan, tahun ini, AEKI memperkirakan konsumsi kopi dalam negeri meningkat menjadi 0,90 kg per kapita per tahun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Produksi kopi nasional diperkirakan hanya 600.000 ton di tahun ini
JAKARTA. Anomali iklim yang terjadi sejak tahun lalu nampaknya masih menyisakan dampak buruk bagi tanaman kopi. Curah hujan yang tinggi sejak tahun lalu menyebabkan produksi kopi nasional diperkirakan akan stagnan.Ketua Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) Suyanto Husein mengungkapkan, awalnya AEKI memperkirakan produksi kopi nasional bisa mencapai 740.000 ton. "Tapi, karena dampak anomali iklim masih terjadi, diperkirakan ada penurunan produksi," ujarnya akhir pekan lalu. Sehingga AEKI merevisi target produksi tahun ini menjadi sekitar 600.000 ton.Dengan target produksi tersebut, maka produksi kopi nasional tahun ini tidak lebih baik ketimbang tahun lalu. Tahun lalu, akibat anomali iklim produksi kopi nasional hanya sekitar 640.000 ton. Suyanto menambahkan, selain karena imbas anomali iklim, melorotnya produksi kopi tahun ini juga dipicu tanaman kopi yang sudah tua, sehingga produktifitasnya menurun.Sebelumnya, Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Gamal Nasir juga membenarkan anomali iklim mengakibatkan produksi kopi menyusut. Tahun lalu produksi kopi nasional turun sekitar 30% menjadi sekitar 600.000 ton. Nah, tahun ini sebenarnya Kementan mematok target produksi kopi nasional sebanyak 709.000 ton. Tapi, melihat iklim masih belum bersahabat, target ini sepertinya sulit untuk dicapai.Penurunan produksi kopi tahun ini, kata Suyanto tentu saja akan berimbas pada menurunnya target ekspor kopi di tahun ini. Dalam perhitungan AEKI, tahun ini ekspor kopi Indonesia hanya akan mencapai 390.000 ton. Jika dibanding realisasi ekspor kopi tahun lalu sebanyak 443.969 ton, maka perkiraan ekspor kopi tahun ini jauh lebih rendah.Dia bilang, selain itu, penurunan ekspor kopi tahun ini juga disebabkan meningkatnya konsumsi kopi di dalam negeri. "Selain eksportir, industri kopi juga terus menyerap kopi," ujarnya.Pranoto Soenarto Wakil Ketua Umum AEKI bidang Industri dan Speciality Kopi juga membenarkan mengenai peningkatan konsumsi kopi di dalam negeri ini. Menurutnya, kesadaran meminum kopi di kalangan masyarakat Indonesia semakin tinggi. Ini terlihat dari angka konsumsi kopi per kapita yang terus merangkak. Tahun lalu, konsumsi kopi domestik masih sekitar 0,83 kg per kapita per tahun. Sedangkan, tahun ini, AEKI memperkirakan konsumsi kopi dalam negeri meningkat menjadi 0,90 kg per kapita per tahun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News