Produksi Krakatau Posco semester I meleset



JaKARTA. Produsen slab baja dan plat baja, PT Krakatau Posco mencatatkan produksi jauh di bawah target semester I-2014. Perusahaan patungan PT Krakatau Steel Tbk dan Pohang Iron and Steel Company (Posco), asal Korea Selatan ini, hanya memproduksi 520.000 ton baja. Perinciannya, 74% slab baja dan 26% plat baja.

Sebagai catatan, target Krakatau Posco tahun ini memproduksi 2 juta–2,5 juta ton baja. Itu berarti produksi semester I-2014, paling banter cuma setara 26% dari target tahunan.

Pangkal persoalan produksi tak optimal karena dalam tiga bulan pertama 2014, mesin pabrik mengalami gangguan teknis. "Dalam tiga bulan pertama, kami tidak bisa berproduksi normal karena gangguan tungku tanur tinggi. Barulah setelah April sampai Juni, secara bertahap produksi kami mulai normal," beber Christiawaty Ferania Keseger, Corporate Secretary Krakatau Posco kepada KONTAN, Selasa (5/8).


Meski mengakui kinerja paruh pertama tahun ini jauh dari target, Krakatau Posco yang baru beroperasi awal tahun ini belum kehilangan rasa percaya diri. Perusahaan ini belum mau mengoreksi target produksinya. "Sementara ini kami masih di angka 2 juta ton per tahun dengan toleransi target kurang lebih 10%," kata Christiawaty.

Sayangnya, Christiawaty juga tak membeberkan detail upaya Krakatau Posco mengejar target tahunan pada semester II ini. Dia memilih menjelaskan jika 47% produk Karakatau Posco diserap pasar domestik dan 53% dilempar ke pasar mancanegara. Adapun negara tujuan ekspor perusahaan adalah ke Asia, Timur Tengah dan Amerika Serikat.

Tanpa menyebutkan persentase, Krakatau Posco menjual sebagian besar produk slab baja kepada Krakatau Steel. Slab baja adalah bahan baku pembuatan baja hot rolled coil (HRC).

Sementara untuk produk plat baja, Krakatau Posco menjual 88% diantaranya ke perusahaan sektor konstruksi. Lantas sisanya dijual ke perusahaan galangan kapal dan industri berat.

Atas capaian produksi semester I-2014 tersebut, Christiawaty juga tak membeberkan porsi keuntungan yang menjadi bagian Krakatau Steel. "Nanti baru diputuskan pada saat rapat umum pemegang saham," elak dia. Sebagai informasi, porsi saham Krakatau Steel dan Posco dalam Krakatau Posco adalah 30:70.

Memperbesar bahan baku lokal

Perlu Anda ketahui, untuk memproduksi slab baja dan plat baja, Krakatau Posco membutuhkan batubara, bijih besi, dan kapur (lime). Perusahaan ini mengakui sebagian besar bahan baku tersebut masih harus didatangkan dari luar negeri.

Misalnya batubara, 100% diimpor, meskipun Indonesia adalah produsen besar bahan tambang ini. Perusahaan ini berkilah membutuhkan batubara berkalori tinggi yang tak bisa dicukupi semua dari produksi batubara lokal.

Sementara untuk bijih besi, Krakatau Posco juga masih harus mengimpor sebanyak 95%-97,5%. Barulah sisanya, 2,5%-5% dipenuhi dari bijih besi dalam negeri. Cuma kapur yang 100% berasal dari dalam negeri.

Bahan baku impor dalam porsi besar tersebut tentu menuntut duit belanja dalam dollar Amerika Serikat yang tinggi. Dus, Krakatau Posco tengah berencana memperbesar porsi bahan baku lokal.

Namun, perusahaan ini menyatakan tetap ingin mempertahankan kualitas produk. "Melalui tim riset dan pengembangan, kami menargetkan penggunaan bahan baku lokal di kisaran 30% yang akan diterapkan secara bertahap dan tetap menjaga kualitas produk," ujar Christiawaty.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anastasia Lilin Yuliantina