Produksi lampaui target, Pertamina Hulu Energi Ogan Komering bakal naikkan produksi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertamina Hulu Energi Ogan Komering (PHE OK) berencana meningkatkan produksi minyak dan gas (migas) berkat kinerja yang saat ini mampu melebihi target.

Wilayah kerja migas yang berlokasi di kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatatan pada awalnya ditargetkan mampu menyumbangkan produksi migas kepada PT Pertamina sebesar 1.740 barel minyak per hari (BOPD) dan 8,04 juta kaki kubik gas per hari (MMSCFD). 

“Produksi saat ini melebihi target, dimana produksi minyak sebanyak 2.231 BOPD atau 128,2% dari target, dan gas sebesar 9,09 MMSCFD atau 113% dari target,” kata Amrullah Muiz, General Manager (GM) PHE Ogan Komering, Sabtu (27/10) dalam keterangan pers. 


Amrullah bilang, hasil tersebut dapat diraih karena penerapan langkah-langkah strategis yang dilakukan management PHE OK. Hal teraebut meliputi upaya optimalisasi produksi dari lapangan existing dengan kegiatan-kegiatan, monitoring surveillance, evaluasi data performance sumur, update test sumur, dan annular depression test pada sumur sehingga mampu menaikkan produksi. 

“Salah satu hal yang kami lakukan untuk menjaga performa sumur misalnya, adalah dengan pemasangan pompa Electric Submersible Pump (ESP) dan Beam Pump (BP) yang kapasitasnya sesuai dengan kebutuhan sumur,” kata Amrullah. 

Untuk menjaga long life pompa para engineer PHE OK memasang sand screen pada sumur yang memiliki problem kepasiran.

Metode produksi lain yang juga diterapkan adalah melakukan rig less acidizing pada sumur-sumur injector dan the bottlenecking pipeline untuk memperlancar proses laju alir minyak dan water injection.

Saat ini kontribusi terbesar produksi PHE OK diperoleh dari dua lapangan yaitu, masing-masing 52% dari Lapangan Air Serdang (ASD) dan 34% sumbangan Lapangan Guruh (GRH).

Selain menjaga dan meningkatkan performa sumur yang masih berproduksi, manajemen PHE OK juga terus berupaya untuk menghidupkan kembali sumur lama yang masih memiliki potensi besar.

"Salah satunya adalah program reaktivasi sumur ASDJ-57 dengan tambahan produksi minyak 15 BOPD, ASD-01 (gas 1,7 MMSCFD), dan MDL-3 (gas 3,4 MMSCFD)," kata Amrullah.

Selanjutnya, pertengahan November mendatang, PHE OK telah merancang kegiatan kerja ulang pindah lapisan (KUPL) di dua sumur kandidat pada zona batupasir dari Formasi Gumai (GUF) dan batupasir Formasi Air Benakat (ABF).

Selain meningkatkan produksi, PHE OK juga berkomitmen dalam upaya menambah cadangan baru agar rasio reserve to production (R to P) terjaga berkelanjutan. 

Berdasarkan data per Agustus 2018, PHE OK membukukan revenue US$ 11.84 juta dengan operation cost US$ 8.08 perbarel setara minyak (BOE). "Fakta ini menunjukkan pengelolaan Blok OK termasuk profitable dengan cost yang efisien,” pungkas Amrullah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Narita Indrastiti