Produksi Libya bikin harga minyak tergelincir



LONDON. Harga minyak turun lebih dari 1% di awal bulan Maret ini. Minyak Brent tergelincir ke US$62 per barel, tertekan oleh penguatan dollar AS dan peningkatan produksi minyak mentah Libya.

Dollar AS mencapai level tertinggi dalam kurun 11 tahun ini dipicu penurunan suku bunga di Chian yang berimbas pada melemahnya mata uang yuan. Serta memukul sejumlah mata uang Asia. 

Minyak mentah Brent pada titik terendah US$61,78 per barel dari sebelumnya US$62,08 atau turun 50 sen. Padahal, minyak mentah Brent sempat naik 18% pada Februari


Saat itu gangguan pasokan minyak dari negara-negara pengekspor minyak (OPEC) menopang kenaikan harga minyak. Selain itu produksi minyak Libya dan Irak lebih rendah pada awal bulan pertama tahun ini.

Nah, kini produksi minyak Libya telah pulih lebih dari 400.000 barel per hari. "Produksi Libya membuat harga minyak tertekan ditambah ekspor Irak sedang meningkat," kata Tamas Varga, analis minyak di London broker PVM Oil Associates yang juga mengatakan pasar minyak mentah kemungkinan besar akan jatuh lebih jauh.

Pasar minyak AS sangat lemah dengan AS kilang mogok mengurangi permintaan untuk minyak mentah dan domestik produksi masih meningkat, meskipun ada laporan bahwa jumlah rig eksplorasi yang beroperasi di Amerika Utara yang jatuh karena harga minyak yang lebih rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto