Ironis, saat produksi singkong dalam negeri melimpah dan petani kesulitan menjual komoditas tersebut, justru dalam 10 bulan terakhir, kita kebanjiran singkong impor. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), impor singkong sepanjang 10 bulan terakhir dari tiga negara yakni China, Thailand, dan Vietnam mencapai Rp 32 miliar. Impor ubi kayu ini juga terus berlangsung. Pada periode 2000-2011, rata-rata impor singkong sebesar 146.055 ton per tahun. Padahal, Kementerian Pertanian (Kemtan) mencatat rata-rata produksi singkong pada periode itu sebesar 19,92 juta ton setahun. Sedangkan, kebutuhan dalam negeri cuma 12,14 juta ton setahun. Bahkan, Kemtan optimistis, tahun ini, produksi singkong bisa sebanyak 25 juta ton dan naik jadi 27,6 juta ton di tahun 2014 dengan area luas tanam 1,5 juta hektare.
Produksi melimpah tak mampu rem impor singkong
Ironis, saat produksi singkong dalam negeri melimpah dan petani kesulitan menjual komoditas tersebut, justru dalam 10 bulan terakhir, kita kebanjiran singkong impor. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), impor singkong sepanjang 10 bulan terakhir dari tiga negara yakni China, Thailand, dan Vietnam mencapai Rp 32 miliar. Impor ubi kayu ini juga terus berlangsung. Pada periode 2000-2011, rata-rata impor singkong sebesar 146.055 ton per tahun. Padahal, Kementerian Pertanian (Kemtan) mencatat rata-rata produksi singkong pada periode itu sebesar 19,92 juta ton setahun. Sedangkan, kebutuhan dalam negeri cuma 12,14 juta ton setahun. Bahkan, Kemtan optimistis, tahun ini, produksi singkong bisa sebanyak 25 juta ton dan naik jadi 27,6 juta ton di tahun 2014 dengan area luas tanam 1,5 juta hektare.