Produksi membaik, Adaro Optimis



JAKARTA. Bisnis batubara di kuartal empat 2012 lalu (Oktober - Desember) terlihat membaik. Itu dirasakan oleh PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Namun, sepanjang tahun lalu, volume penjualan dan produksi batubara Adaro masih melandai.

Berdasarkan laporan kuartalan yang dirilis Adaro, di kuartal terakhir 2012, ADRO memproduksi 13,31 juta ton batubara. Jumlah ini naik 7% dibandingkan periode yang sama 2011, yakni 12,39 juta ton. Kontribusi terbesar berasal dari tambang Wara yang naik 84% menjadi 2,61 juta ton. Sokongan tambang Paringin juga tumbuh 17% jadi 0,23 juta ton. Sementara, produksi tambang Tutupan turun 3% jadi 10,48 juta ton.

Manajemen Adaro menyatakan, kenaikan produksi selama Oktober-Desember 2012 memang cukup bagus. Apalagi, lokasi tambang sedang menghadapi musim hujan. "Kami meraih berkah dari persiapan menghadapi musim hujan di kuartal III-2012," tulis manajemen Adaro dalam laporan yang ditandatangani Kepala Hubungan Investor, Cameron Tough, akhir Januari 2013.


Pertumbuhan produksi tersebut berimbas pada kenaikan volume penjualan batubara ADRO menjadi 13,95 juta ton batubara di kuartal IV-2012. Angka ini naik 12% dibandingkan periode yagn sama 2011, yakni 12,45 juta ton.

Batubara Envirocoal 4000 (E 4000) yang diproduksi tambang Wara menjadi produk yang paling laris. Di kuartal IV 2012, penjualan batubara jenis ini naik 119% menjadi 3,09 juta ton. Sementara, penjualan batubara E 5000 dari tambang Tutupan dan Paringin turun 6% menjadi 10,15 juta ton di kuartal IV-2012.

Namun, volume produksi dan penjualan Adaro sepanjang 2012 masih melandai. Volume produksi Adaro turun 1% year on year (yoy) menjadi 47,19 juta ton. Adapun, volume penjualan batubara Adaro turun 4% menjadi 48,62 juta yoy.

Ini adalah imbas dari menurunnya produksi dan penjualan Adaro di kuartal III-2012 akibat melemahnya industri batubara global. Di kuartal III-2012, Adaro hanya mampu memproduksi 10,87 juta ton, turun 9,79% dari kuartal sebelumnya. Imbasnya, penjualan batubara di kuartal III-2012 ikut turun 11,66% jadi 10,99 juta ton.

Meningkatnya permintaan dari China dan India menjadi penopang pertumbuhan penjualan batubara di kuartal IV. Permintaan batubara dari China tumbuh karena lonjakan konsumsi listrik. Sementara, permintaan batubara di India meningkat karena mulai beroperasinya proyek pembangkit listrik Tata Power di Barat India.

Proyeksi 2013

Karena pertumbuhan yang cukup positif di kuartal IV, Adaro yakin, bisnis batubara di tahun 2013 masih menarik. Yang penting, ada upaya mengembangkan bisnis dan efisiensi biaya. Konkretnya, Adaro ingin mengurangi rata-rata nisbah kupas (stripping ratio) menjadi 5,75 kali dari tahun lalu sebesar 6,4 kali. Ini diharapkan bisa mendongkrak margin Adaro.

Adaro juga bakal segera mengoperasikan secara komersial dua proyek baru yaitu overburden out of pit crushing and conveying system (OPCC) dan pembangkit listrik mulut tambang berkapasitas 2 x 30 Mega Watt. "(Kedua proyek) akan meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya (perusahaan)," jelas manajemen Adaro.

Beberapa strategi tersebut diharapkan bisa mendongkrak volume produksi batubara Adaro menjadi 50 juta-53 juta ton di 2013. Tidak hanya itu, Adaro juga menargetkan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) 2013 senilai US$ 850 juta-US$ 1 miliar.

Menurut Gifar Indra Sakti, analis Sucorinvest Central Gani, dalam risetnya, realisasi volume produksi batubara ADRO sepanjang 2012 masih lebih tinggi dari proyeksi dia yang hanya 46,8 juta ton. Sedangkan, volume penjualan batubara ADRO lebih kecil dari estimasinya yang sebesar 49,1 juta ton. Jumat pekan lalu (1/2), harga saham ADRO ditutup turun 0,61% menjadi Rp 1.640 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana