JAKARTA. Produksi PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) mulai membaik di tahun lalu. Anak usaha Bumi Plc itu mencatat kenaikan produksi batubara tahun 2012.Berdasarkan laporan yang dirilis Bumi Plc, kemarin, BRAU mampu memproduksi batubara sebanyak 21 juta ton di 2012. Jumlah itu naik 8,25% dibandingkan produksi 2011 yang sebanyak 19,4 juta ton.Tambang Lati masih menjadi kontributor utama dengan produksi batubara sebanyak 10,7 juta ton. Kontributor terbesar kedua datang dari tambang Binungan sebanyak 5,4 juta ton. Tambang Sambarata turut menyumbang produksi batubara 4,9 juta ton. Akibat kenaikan produksi tersebut, tahun lalu BRAU mampu menjual 21,1 juta ton batubara. Angka ini tumbuh 5,5% dibanding 2011 yang sebanyak 20 juta ton.Sepanjang 2012, harga jual rata-rata batubara BRAU hanya US$ 70,9 per ton, lebih rendah 12,9% dibandingkan tahun 2011 senilai US$ 81,4 per ton. Jika itu sebagai acuan, maka pendapatan BRAU tahun 2012 hanya US$ 1,49 miliar, turun 8% dibandingkan tahun 2011 yang senilai US$ 1,62 miliar.Nick von Schirnding, Chief Executive Officer (CEO) Bumi Plc menuturkan, sisi positif kinerja operasional BRAU tidak hanya terlihat dari kenaikan produksi dan penjualan. Ini juga dapat dilihat dari menurunnya nisbah kupas (stripping ratio) dan biaya produksi yang harus dikeluarkan BRAU.Sepanjang kuartal IV 2012, nisbah kupas BRAU tercatat 7,6 bank cubic meter per ton (bcm/ton). Angka ini turun 19% dibanding kuartal III 2012 yang masih 9,4 bcm/ton. Imbasnya, biaya produksi BRAU di kuartal akhir 2012 ikut turun 19% menjadi US$ 36,1 per ton dari kuartal sebelumnya yang US$ 41,1 per ton. "Seiring perubahan desain penambangan dan fokus pada (efisiensi) biaya, kami meraih penurunan nisbah kupas dan biaya yang mengesankan," kata Schirnding, Selasa (12/2). Strategi efisiensi itu di antaranya penghematan bahan bakar truk angkutan batubara. Bumi Plc terus mendorong BRAU melanjutkan efisiensi khususnya dalam kegiatan operasionalnya. BRAU sendiri punya beberapa strategi efisiensi dalam jangka panjang. Misalnya, pembangunan pembangkit listrik berbahan bakar batubara kalori rendah di lokasi tambang. BRAU juga membangun in pit crusher and conveyor (IPCC) yang bisa menurunkan jarak tempuh truk overburden hingga 2 kilometer. BRAU juga akan meremajakan alat-alat yang habis masa ekonomisnya agar lebih efisien.Strategi efisiensi setidaknya bisa meredam harga jual batubara yang masih lesu. Pada perdagangan, kemarin, harga saham BRAU naik 3,92% ke Rp 265 per saham.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Produksi membaik, tapi pendapatan BRAU tetap turun
JAKARTA. Produksi PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) mulai membaik di tahun lalu. Anak usaha Bumi Plc itu mencatat kenaikan produksi batubara tahun 2012.Berdasarkan laporan yang dirilis Bumi Plc, kemarin, BRAU mampu memproduksi batubara sebanyak 21 juta ton di 2012. Jumlah itu naik 8,25% dibandingkan produksi 2011 yang sebanyak 19,4 juta ton.Tambang Lati masih menjadi kontributor utama dengan produksi batubara sebanyak 10,7 juta ton. Kontributor terbesar kedua datang dari tambang Binungan sebanyak 5,4 juta ton. Tambang Sambarata turut menyumbang produksi batubara 4,9 juta ton. Akibat kenaikan produksi tersebut, tahun lalu BRAU mampu menjual 21,1 juta ton batubara. Angka ini tumbuh 5,5% dibanding 2011 yang sebanyak 20 juta ton.Sepanjang 2012, harga jual rata-rata batubara BRAU hanya US$ 70,9 per ton, lebih rendah 12,9% dibandingkan tahun 2011 senilai US$ 81,4 per ton. Jika itu sebagai acuan, maka pendapatan BRAU tahun 2012 hanya US$ 1,49 miliar, turun 8% dibandingkan tahun 2011 yang senilai US$ 1,62 miliar.Nick von Schirnding, Chief Executive Officer (CEO) Bumi Plc menuturkan, sisi positif kinerja operasional BRAU tidak hanya terlihat dari kenaikan produksi dan penjualan. Ini juga dapat dilihat dari menurunnya nisbah kupas (stripping ratio) dan biaya produksi yang harus dikeluarkan BRAU.Sepanjang kuartal IV 2012, nisbah kupas BRAU tercatat 7,6 bank cubic meter per ton (bcm/ton). Angka ini turun 19% dibanding kuartal III 2012 yang masih 9,4 bcm/ton. Imbasnya, biaya produksi BRAU di kuartal akhir 2012 ikut turun 19% menjadi US$ 36,1 per ton dari kuartal sebelumnya yang US$ 41,1 per ton. "Seiring perubahan desain penambangan dan fokus pada (efisiensi) biaya, kami meraih penurunan nisbah kupas dan biaya yang mengesankan," kata Schirnding, Selasa (12/2). Strategi efisiensi itu di antaranya penghematan bahan bakar truk angkutan batubara. Bumi Plc terus mendorong BRAU melanjutkan efisiensi khususnya dalam kegiatan operasionalnya. BRAU sendiri punya beberapa strategi efisiensi dalam jangka panjang. Misalnya, pembangunan pembangkit listrik berbahan bakar batubara kalori rendah di lokasi tambang. BRAU juga membangun in pit crusher and conveyor (IPCC) yang bisa menurunkan jarak tempuh truk overburden hingga 2 kilometer. BRAU juga akan meremajakan alat-alat yang habis masa ekonomisnya agar lebih efisien.Strategi efisiensi setidaknya bisa meredam harga jual batubara yang masih lesu. Pada perdagangan, kemarin, harga saham BRAU naik 3,92% ke Rp 265 per saham.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News