JAKARTA. Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Evita Herawati Legowo mengkhawatirkan melesetnya produksi migas Indonesia tahun ini dari target 965.000 barel per hari (bph).Menurut Evita, target itu terkoreksi terjadi karena merosotnya produksi minyak dan kondensat PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) akibat terhentinya pasokan gas dari ConocoPhilips ke lapangan Duri pekan lalu.Ia menjelaskan, kejadian kebocoran pipa yang milik PT Transportasi Gas Indonesia (TGI) yang mengalirkan gas dari Grissik ke Duri pada 29 September 2010 lalu ternyata memiliki dampak lebih besar dari yang diperkirakan."CPI biasanya memproduksi 370.000 sampai 380.000 bph. Tapi begitu kejadian sempat turun menjadi 220.000 bph," kata Evita, Rabu (6/10).Namun Ibu Dirjen memastikan, mulai Senin kemarin CPI sudah memulai kembali produksinya meskipun belum normal. Menyusul selesainya perbaikan dilakukan TGI."Gas sudah masuk Senin pagi, dan CPI sudah mulai produksi jam 15.00. Tetapi produksinya baru nambah 40.000 sampai 50.000 barel. Diharapkan produksi bisa kembali normal secara bertahap," ungkapnya.Evita berharap CPI bisa menutupi kehilangan produksi selama lima hari kemarin. "Target kita kan 956.000 bph. Sebenarnya kalau CPI nggak ada apa-apa bisa dikejar. Tapi karena kejadian kemarin mungkin agak berat. Tapi kita belum putus asa lah," katanya.Karena itulah, Pemerintah akan meneruskan rencana melepas stok minyak yang dimilikinya pada November nanti. "Kita akan lepas 60% dari stok 12 juta barel," pungkasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Produksi migas 2010 bakal meleset dari target
JAKARTA. Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Evita Herawati Legowo mengkhawatirkan melesetnya produksi migas Indonesia tahun ini dari target 965.000 barel per hari (bph).Menurut Evita, target itu terkoreksi terjadi karena merosotnya produksi minyak dan kondensat PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) akibat terhentinya pasokan gas dari ConocoPhilips ke lapangan Duri pekan lalu.Ia menjelaskan, kejadian kebocoran pipa yang milik PT Transportasi Gas Indonesia (TGI) yang mengalirkan gas dari Grissik ke Duri pada 29 September 2010 lalu ternyata memiliki dampak lebih besar dari yang diperkirakan."CPI biasanya memproduksi 370.000 sampai 380.000 bph. Tapi begitu kejadian sempat turun menjadi 220.000 bph," kata Evita, Rabu (6/10).Namun Ibu Dirjen memastikan, mulai Senin kemarin CPI sudah memulai kembali produksinya meskipun belum normal. Menyusul selesainya perbaikan dilakukan TGI."Gas sudah masuk Senin pagi, dan CPI sudah mulai produksi jam 15.00. Tetapi produksinya baru nambah 40.000 sampai 50.000 barel. Diharapkan produksi bisa kembali normal secara bertahap," ungkapnya.Evita berharap CPI bisa menutupi kehilangan produksi selama lima hari kemarin. "Target kita kan 956.000 bph. Sebenarnya kalau CPI nggak ada apa-apa bisa dikejar. Tapi karena kejadian kemarin mungkin agak berat. Tapi kita belum putus asa lah," katanya.Karena itulah, Pemerintah akan meneruskan rencana melepas stok minyak yang dimilikinya pada November nanti. "Kita akan lepas 60% dari stok 12 juta barel," pungkasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News