Produksi Migas Alami Tren Penurunan, Pemerintah Genjot Aktivitas Hulu



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Tren produksi minyak dan gas bumi (migas) nasional terus mengalami tren penurunan produksi dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah pun menyiapkan sejumlah strategi dalam mendorong produksi.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, tren penurunan produksi migas khususnya minyak disebabkan faktor penurunan alamiah maupun unplanned shutdown.

"Mengakibatkan adanya kehilangan produksi sampai Mei 2024 sudah berkurang sekitar 172 MMSCFD dan 5.285 BOPD," ujar Arifin dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (19/6).


Arifin mengungkapkan, demi menggenjot produksi migas, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) meningkatkan aktivitas pengeboran. Tercatat, jumlah pengeboran telah mencapai 950 sumur.

Selain itu, terdapat empat strategi lain yang disiapkan yakni peningkatan nilai aset eksisting, peningkatan kegiatan pengeboran, pengembangan dan reaktivasi sumur-sumur idle.

Baca Juga: Naik 18%, SKK Migas Targetkan Investasi di Hulu Migas Tembus US$ 16,1 Miliar di 2024

Strategi lainnya yakni upaya percepatan persetujuan Plan of Development (POD) atau rencana pengembangan proyek-proyek migas. Pemerintah juga mendorong akselerasi proyek-proyek migas.

Arifin menambahkan, upaya meningkatkan produksi juga dilakukan lewat implementasi Enhanced Oil Recovery (EOR) seperti yang telah dilakukan di Lapangan Minas dan eksplorasi untuk penemuan-penemuan jumbo.

Adapun, Dalam RAPBN 2025, Kementerian ESDM mengusulkan Lifting Minyak dan Gas Bumi sebesar 1.583-1.648 ribu barel setara minyak per hari (Barrel Oil Equivalent Per Day/BOEPD). Terdiri dari lifting minyak sebesar 580-601 ribu barel per hari (bph) dan lifting gas bumi sebesar 1.003-1.047 ribu BOEPD.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari