KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan hingga akhir tahun lifting migas bisa mencapai 99% dari target APBN-P tahun ini sebesar 1,97 juta barrels oil equivalent per day (boepd). Jika didetailkan, target APBN-P 2017 minyak mencapai 815.000 barel per hari (bph) dan gas 6.440 mmscfd. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher menyatakan, biarpun tidak mencapai 100% dari target, pencapaian itu sudah bagus. Sebab, sepanjang tahun ini terjadi beberapa pengembangan di lapangan migas yang tidak optimal dan ada penurunan produksi secara alamiah yang lebih besar dari perkiraan SKK Migas. "Di beberapa lapangan, penurunan alamiah diperkirakan 10%–15% ini malah 20%-25%. Itu wajar sebetulnya karena kita dominan lapangan tua," ungkapnya, Kamis (14/12). Selain itu, Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi beberapa waktu lalu juga bilang, faktor yang membuat lifting tak mencapai 100% misalnya karena gas di Blok Simenggaris belum ada pembeli. Lalu, ada kejadian platform rigs di Blok West Offshore Madura (WMO) milik PT Pertamina Hulu Energi WMO miring, sehingga terjadi gangguan fasilitas produksi (unplanned shutdown).
Produksi migas tahun ini sekitar 99% dari target
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan hingga akhir tahun lifting migas bisa mencapai 99% dari target APBN-P tahun ini sebesar 1,97 juta barrels oil equivalent per day (boepd). Jika didetailkan, target APBN-P 2017 minyak mencapai 815.000 barel per hari (bph) dan gas 6.440 mmscfd. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher menyatakan, biarpun tidak mencapai 100% dari target, pencapaian itu sudah bagus. Sebab, sepanjang tahun ini terjadi beberapa pengembangan di lapangan migas yang tidak optimal dan ada penurunan produksi secara alamiah yang lebih besar dari perkiraan SKK Migas. "Di beberapa lapangan, penurunan alamiah diperkirakan 10%–15% ini malah 20%-25%. Itu wajar sebetulnya karena kita dominan lapangan tua," ungkapnya, Kamis (14/12). Selain itu, Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi beberapa waktu lalu juga bilang, faktor yang membuat lifting tak mencapai 100% misalnya karena gas di Blok Simenggaris belum ada pembeli. Lalu, ada kejadian platform rigs di Blok West Offshore Madura (WMO) milik PT Pertamina Hulu Energi WMO miring, sehingga terjadi gangguan fasilitas produksi (unplanned shutdown).