Produksi minyak di Libia terancam terhenti total!



LONDON. Intervensi militer di Libia berisiko terjadinya penghentian suplai minyak dari negara itu. Apalagi sampai saat ini, pimpinan Libia Muamar Kaddafi tidak mau menyerah dan bersumpah akan melawan musuh yang melawan. Menurut Shokri Ghanem, Chairman National Oil Co Libia, tingkat produksi minyak sudah melorot menjadi 400.000 barel per hari. Jumlah itu hanya seperempat dari jumlah produksi normal sebelum krisis terjadi. Dikhawatirkan, produksi minyak akan terhenti sama sekali.

Padahal sebelumnya, tingkat produksi minyak Libia mencapai 1,59 juta barel per hari. Hal itu menjadikan Libia sebagai produsen minyak terbesar di Afrika Utara. Angka tersebut juga mewakili 2% dari total produksi global.

Sementara itu, analis JPMorgan Chase & Co, Bank of America Merrill Lynch, dan Barclays Plc memprediksi, produksi minyak Libia akan tetap disuspensi hingga akhir 2011. "Asumsi kami, di 2011, produksi minyak Libia akan sedikit sekali. Kecuali jika ada perubahan politik di Libia," jelas Lawrence Eagles, Head of Commodities Research JPMorgan di New York.


Saat ini, sejumlah perusahaan minyak di Libia terdiri dari Eni yang berbasis di Roma, Total SA dari Prancis, dan OMV AG dari Austria. Sedangkan Royal Dutch Shell Plc dan BP Plc dari Inggris tengah melakukan eksplorasi minyak dan gas sebelum akhirnya menghentikan operasi ketika terjadi aksi demonstrasi pada pertengahan Febuari lalu.

"Resiko terbesar bagi perusahaan minyak adalah rusaknya fasilitas mereka sehingga tidak bisa lagi berproduksi jika konflik berakhir," jelas Alessandro Marrone, Defense Analyst IAI Institute of International Affairs di Roma.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie