Produksi Minyak Indonesia Terus Menurun Dalam 5 Tahun Terakhir



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan realisasi produksi minyak terus menurun dalam 5 tahun terakhir, sementara realisasi produksi gas relatif masih stabil dengan prospek ke depan yang lebih baik. 

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, mengenai kondisi minyak dan gas bumi (migas) dari tahun 2020 hingga saat ini mengalami penurunan. Lapangan-lapangan penghasil minyak yang sudah tua dan prospek lapangan minyak baru yang belum ketemu menjadi penyebabnya. Pemerintah pun sedang mengupayakan penambahan produksi dari lapangan baru.

"Kondisi migas kita saat ini dari 2020 itu untuk minyak memang anjlok terus. Untuk produksi gas bumi memang sempat turun, tapi sekarang sudah ada tren kenaikan," kata Arifin di Jakarta, Jumat (2/8).


Berikut realisasi produksi minyak sejak tahun 2020:

  • 708 mbopd pada 2020
  • 659 mbopd pada 2021
  • 612 mbopd pada 2022
  • 606 mbopd pada 2023
  • 578 mbopd hingga Juni 2024
Realisasi produksi gas bumi lima tahun terakhir:

  • 6.665 mmscfd pada 2020
  • 6.668 mmscfd pada 2021
  • 6.490 mmscfd pada 2022
  • 6.630 mmscfd pada 2023
  • 6.635 mmscfd hingga Juni 2024
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Ditutup pada Level Terendah dalam 8 Bulan Jumat (2/8)

Sejak 2021, Kementerian ESDM melakukan perbaikan lelang WK dan kontrak migas, sehingga WK baru lebih banyak dan eksplorasi lebih menarik. Berbagai insentif hulu migas juga diberikan.

Dalam dua tahun terakhir ditemukan prospek gas dari WK South Andaman, Andaman 2 dan North Ganal, sehingga mampu mendongkrak produksi gas bumi. Gas menjadi andalan dalam transisi energi.

Sebagai informasi, pemerintah menargetkan produksi lifting migas sebesar 1 juta barel per hari (bph) dan gas ditargetkan mencapai 12 miliar kaki kubik per hari (mmscfd) pada 2030.

Untuk target produksi gas sebesar 12 miliar mmscfd, Arifin optimistis dapat tercapai dengan adanya temuan-temuan baru di Andaman, South Andaman, dan di Selat Makassar.

Pemanfaatan gas domestik sekitar 68% dan semakin meningkat serta mengurangi impor LPG dan produk bahan bakar. Gas menjadi andalan dalam transisi energi. Pemanfaatan gas domestik sekitar 68% dan semakin meningkat serta mengurangi impor LPG dan produk bahan bakar.

"Gas ini nanti kita pakai banyak ke dalam negeri, untuk menjadi andalan kita untuk bisa mendukung transisi energi," ungkap Arifin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati