Jakarta. Minyak semakin langka. Produksi Indonesia juga akan turun lagi tahun depan. Itu tergambar pada turunnya produksi empat perusahaan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) minyak dan gas bumi (migas). Otomatis, pemerintah harus menurunkan asumsi produksi minyak siap jual (lifting) di dalam anggaran negara.Empat perusahaan KKKS yang pasti menurunkan produksinya juga bukan perusahaan kelas teri. Mereka termasuk lima besar kontraktor migas di Indonesia. Produksi PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), misalnya, akan turun dari rata-rata 411.000 barel per hari tahun ini menjadi 382.000 barel per hari. Meski tahun ini mencapai produksi tertinggi dalam 10 tahun terakhir sebesar 76.820 barel per hari, tahun depan produksi ConocoPhillips pasti turun menjadi 42.950 barel per hari. "Karena masalah teknis," kata James Taylor, Presiden Direktur PT ConocoPhillips Indonesia.Medco E&P juga sama. Tahun ini, Medco E&P menyedot rata-rata 32.000 barel per hari. Tahun depan, Medco E&P hanya menargetkan 29.850 barel per hari. "Kami perkirakan ada penurunan 6%-7%. Soalnya, ada cadangan yang mulai kering," ungkap Budi Basuki, Direktur Aset Produksi PT Medco E&P Indonesia. Sementara, produksi Exxon dari sumur Banyu Urip, Cepu tahun depan juga baru bisa mencapai 20.000 barel per hari.
Produksi Minyak Kita Tahun Depan Bakal Merosot
Jakarta. Minyak semakin langka. Produksi Indonesia juga akan turun lagi tahun depan. Itu tergambar pada turunnya produksi empat perusahaan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) minyak dan gas bumi (migas). Otomatis, pemerintah harus menurunkan asumsi produksi minyak siap jual (lifting) di dalam anggaran negara.Empat perusahaan KKKS yang pasti menurunkan produksinya juga bukan perusahaan kelas teri. Mereka termasuk lima besar kontraktor migas di Indonesia. Produksi PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), misalnya, akan turun dari rata-rata 411.000 barel per hari tahun ini menjadi 382.000 barel per hari. Meski tahun ini mencapai produksi tertinggi dalam 10 tahun terakhir sebesar 76.820 barel per hari, tahun depan produksi ConocoPhillips pasti turun menjadi 42.950 barel per hari. "Karena masalah teknis," kata James Taylor, Presiden Direktur PT ConocoPhillips Indonesia.Medco E&P juga sama. Tahun ini, Medco E&P menyedot rata-rata 32.000 barel per hari. Tahun depan, Medco E&P hanya menargetkan 29.850 barel per hari. "Kami perkirakan ada penurunan 6%-7%. Soalnya, ada cadangan yang mulai kering," ungkap Budi Basuki, Direktur Aset Produksi PT Medco E&P Indonesia. Sementara, produksi Exxon dari sumur Banyu Urip, Cepu tahun depan juga baru bisa mencapai 20.000 barel per hari.