JAKARTA. Selama 10 tahun terakhir, produksi minyak Indonesia terus merosot. Pasokan ketersediaan minyak semakin rentan. Sebagai gambaran, di tahun 2000, tren produksi minyak dan kondensat Indonesia masih mencapai 1,4 juta barel minyak ekuivalen per hari. Namun, produksi terus merosot hingga tahun ini hanya 903.000 barel per hari. Padahal, pemerintah dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2011 menetapkan target produksi minyak 970.000 barel per hari. Target ini kemudian direvisi menjadi 945.000 barel per hari dalam APBN-Perubahan 2011. Tetap saja, realisasinya masih jauh dari target itu. Produksi minyak bumi tahun ini memang menghadapi berbagai kendala, baik kendala teknis maupun non teknis. Yang kendala teknis misalnya kerusakan pipa lifting dan kompresor di Lapangan Udang Alfa dan Bravo dan problem lifting Sumur BN-18 di lapangan Bunyu yang dikelola Pertamina EP. Sedangkan kendala non teknis antara lain berupa pencurian peralatan migas yang mencapai 648 kasus, kemudian gangguan operasi seperti unjuk rasa, sabotase, penghentian kegiatan, ancaman dan lainnya, mencapai 586 kasus.
Produksi minyak mentah semakin rentan
JAKARTA. Selama 10 tahun terakhir, produksi minyak Indonesia terus merosot. Pasokan ketersediaan minyak semakin rentan. Sebagai gambaran, di tahun 2000, tren produksi minyak dan kondensat Indonesia masih mencapai 1,4 juta barel minyak ekuivalen per hari. Namun, produksi terus merosot hingga tahun ini hanya 903.000 barel per hari. Padahal, pemerintah dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2011 menetapkan target produksi minyak 970.000 barel per hari. Target ini kemudian direvisi menjadi 945.000 barel per hari dalam APBN-Perubahan 2011. Tetap saja, realisasinya masih jauh dari target itu. Produksi minyak bumi tahun ini memang menghadapi berbagai kendala, baik kendala teknis maupun non teknis. Yang kendala teknis misalnya kerusakan pipa lifting dan kompresor di Lapangan Udang Alfa dan Bravo dan problem lifting Sumur BN-18 di lapangan Bunyu yang dikelola Pertamina EP. Sedangkan kendala non teknis antara lain berupa pencurian peralatan migas yang mencapai 648 kasus, kemudian gangguan operasi seperti unjuk rasa, sabotase, penghentian kegiatan, ancaman dan lainnya, mencapai 586 kasus.