Produksi minyak sawit BW Plantation naik 11%



JAKARTA. PT BW Plantation Tbk (BWPT) menggenjot produksi minyak sawit mentah alias Crude Palm Oil (CPO). Hingga Semester I-2014 ini, produksi CPO BWPT naik 11% dibandingkan semester I tahun lalu (year on year) yang sebesar 66.814 ton. Artinya, pada Semester I-2014, produksi BWPT sekitar 74.167 ton.

Sekretaris Perusahaan BWPT, Kelik Irwantoro mengatakan, di Semester II, tren produksi dan penjualan BWPT akan lebih tinggi. Targetnya, produksi CPO bisa tumbuh 25% setiap tahun. Di 2013 kemarin, BWPT memproduksi 140.000 ton CPO. Tahun ini, BWPT berharap bisa meningkatkan produksinya menjadi 175.000 ton. 

"Dari sisi volume penjualan sudah pasti naik. Namun harga rata-rata di Kuartal II sedikit turun dibandingkan kuartal I," ujar Kelik di Jakarta, Rabu (23/7). Sayang, Kelik masih enggan membocorkan angka penjualan di Semester I lantaran laporan keuangan BWPT masih diaudit.


Sepanjang enam bulan, BWPT sudah menyerap belanja modal sebesar Rp 300 miliar dari anggaran yang mencapai Rp 700 miliar. Belanja modal itu digunakan untuk pengembangan kelapa sawit, termasuk penanaman baru maupun perawatan tanaman yang belum menghasilkan. Tahun ini, BWPT berencana menanam 4.000 hektar lahan baru, terdiri dari 2.000 hektar di Kalimantan Barat dan 2.000 hektar di Kalimantan Timur.

BWPT juga tengah fokus untuk mendorong pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit kelima dengan kapasitas 45 ton per jam di Kalimantan Tengah. Nilai investasi pabrik itu mencapai US$ 11,25 juta. "Proses persiapannya dimulai pada Kuartal IV tahun ini dan akan mulai dibangun awal tahun depan," ujarnya.

Dalam jangka panjang, BWPT akan membangun 3 pabrik lagi. Emiten perkebunan ini merasa bahwa bisa mencapai skala ekonomis jika memiliki kapasitas produksi sekitar 350.000 ton per tahun. Saat ini, kapasitasnya yakni 210.000 ton per tahun. Sementara utilisasi pabrik BWPT baru mencapai 70%.

Grup Rajawali

BWPT pun tengah bersiap untuk menjalin kerja sama strategis dengan Grup Rajawali. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPLB) BWPT, Rabu (23/7), Rajawali resmi menempatkan wakilnya di dalam struktur dewan komisaris BWPT.

Stephen Kurniawan Sulistyo didapuk menjadi komisaris utama menggantikan Tjipto Widodo. Selama ini Stephen juga menjabat sebagai Managing Director-Business Development & Investment di salah satu entitas Grup Rajawali, yakni PT Rajawali Corpora.

Namun, Kelik masih enggan merinci skema apa yang bakal digunakan atas penggabungan kedua perusahaan tersebut. Tapi berdasarkan catatan KONTAN, Grup Rajawali berniat membeli sebagian saham BWPT. Sebagai imbalannya, Grup Rajawali akan membenamkan aset perkebunannya ke dalam BWPT.

"Belum tahu skemanya seperti apa. Secara legal, belum ada nama Rajawali di daftar pemegang saham (DPS) kami. Siapa pun yang masuk pastinya akan memperkuat bisnis kami ke depan," tutur Kelik.

Rajawali sendiri tengah menggarap kebun sawit. Sehingga kemungkinan bisa diintegrasikan dengan bisnis BWPT. Tambahan saja, selain merombak posisi komisaris utama, RUPSLB BWPT juga menyetujui Nanan Soekarna sebagai komisaris menggantikan Phoebe Widodo.

Saat ini, saham BWPT stagnan di level Rp 1.145 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia