Produksi minyak sawit tumbuh 4,7%



JAKARTA. Walaupun cuaca ekstrem kemungkinan masih terus berlangsung di tahun ini, tapi tampaknya produksi minyak kelapa sawit mentah nasional tahun ini masih moncer. Bahkan para pebisnis kelapa sawit yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memperkirakan, produksi crude palm oil (CPO) nasional tahun ini akan meningkat 1 juta-1,5 juta ton ketimbang produksi tahun lalu.

"Tahun ini diperkirakan produksi CPO bisa mencapai 22 juta ton," ujar Susanto, Ketua bidang Pemasaran Gapki dalam konperensi persnya Selasa (11/1). Estimasi produksi CPO 2011 tersebut hanya tumbuh 4,7% dibandingkan tahun lalu. Menurut perhitungan Gapki, realisasi produksi CPO tahun 2010 lalu mencapai 21 juta ton.

Angka pertumbuhan produksi CPO tersebut tidak berbeda jauh dengan kenaikan produksi CPO tahun 2010 yang juga hanya naik tipis dari 2009 yang sekitar 20,8 juta ton. "Produksi di tahun 2010 turun karena cuaca, di mana curah hujan sangat tinggi, penyerapan pupuk lambat, dan pengangkutan panen dan TBS (tandan buah segar) lambat," ujar Susanto.


Untuk tahun ini, Susanto mengungkapkan, meski curah hujan diperkirakan masih cukup tinggi, tapi menurut dia, target produksi CPO tahun ini yang sekitar 22 juta ton masih cukup realistis. Bahkan, tidak mustahil, produksi tersebut bisa mencapai 22,5 juta ton. Alasannya, "Tahun 2007 lalu ada tambahan penanaman sawit sekitar 400.000 hektare, dan tahun ini sudah masuk TM 2, artinya bisa dipanen," jelas Susanto.

Sementara untuk ekspor, Gapki memperkirakan total ekspor CPO tahun 2010 lalu mencapai 15,15 juta ton - 15,6 juta ton. Volume ekspor ini naik tipis ketimbang total ekspor tahun 2009 lalu yang sebesar 15,3 juta ton.

Susanto menambahkan, untuk tahun ini jumlah ekspor CPO juga akan meningkat. "Konsumsi CPO di dalam negeri tahun 2010 lalu sekitar 5 juta ton, dan tahun ini diperkirakan sekitar 5,5 juta ton. Selisih produksi dengan konsumsi inilah yang akan diekspor," ungkapnya.

Jika mengikuti hitungan ini, maka tahun ini Gapki memperkirakan ekspor CPO bisa mencapai 16,5 juta ton.

Nabati lain turun

Secara keseluruhan, tampaknya produksi CPO Indonesia tahun ini masih lumayan bagus bila dibanding dengan kondisi global. Soalnya, menurut Susanto, pasokan minyak sawit dunia tahun 2011 ini diperkirakan hanya akan bertambah 2,5 juta ton.

Sementara permintaan CPO dunia diperkirakan akan meningkat. Sebab produksi minyak nabati jenis lain pada tahun ini diperkirakan akan turun. Imbasnya, permintaan minyak kelapa sawit akan meningkat.

Sekretaris Jenderal Gapki Joko Supriyono mengungkapkan, adanya peralihan permintaan dari minyak nabati ke CPO membuat prospek industri kelapa sawit semakin cerah di tahun ini. "Industri sawit tahun 2011 sangat bagus, peningkatan permintaan sangat tinggi. Permintaan juga melebihi pasokan," katanya.Mengutip para analis, Joko mengatakan, total permintaan minyak nabati diperkirakan akan meningkat 4,5 juta ton menjadi 149,5 juta ton di tahun 2011 ini. Sementara, produksinya hanya meningkat 3,5 juta ton menjadi sebesar 148 juta ton.

Penyebab minimnya produksi minyak nabati non sawit tahun ini adalah merosotnya produksi kedelai di Brazil dan Argentina. "Minyak sawit memiliki peluang karena perannya sebagai substitusi sangat besar," jelas Joko.

Kondisi tersebut jelas akan berpengaruh pada harga CPO. Menurut Susanto, harga CPO yang sudah naik sejak tahun lalu tampaknya masih akan terus naik di tahun ini. Joko memperkirakan, hingga semester II tahun ini, harga CPO masih akan berada di kisaran US$ 1.000-US$ 1.200 per ton. Alasannya, "Musim hujan sampai semester satu 2010 masih tinggi, sehingga pasokan terbatas, sementara permintaan naik," jelas Joko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini