Produksi naik, harga CPO ambruk lagi



JAKARTA. Lemahnya permintaan membuat harga minyak sawit mentah atawa crude palm oil (CPO) meninggalkan level tertingginya dalam lebih dari dua tahun.

Mengutip Bloomberg, Selasa (25/10), harga CPO kontrak pengiriman Januari 2017 di Malaysia Derivative Exchange tergerus 2,2% jadi RM 2.760, atau setara US$ 663,8 per metrik ton. Tapi sepekan terakhir, harganya masih menguat 1,69%.

Sebelum ini, harga CPO sempat mencapai level tertinggi sejak Maret 2014 di RM 2.882 per metrik ton pada Senin (24/10) lalu. Kenaikan di awal pekan tersebut terjadi setelah Malaysian Palm Oil Association mengumumkan output CPO Malaysia periode 1-20 Oktober turun 11,4% dibanding periode sama bulan sebelumnya.


Tapi sentimen penurunan produksi tersebut tak bertahan lama. Analis Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar bilang pelaku pasar mulai mencermati kemungkinan produksi CPO kembali naik. "Survey terhadap para pedagang menyebutkan produksi minyak sawit Malaysia tahun depan naik 5,6% dari produksi tahun ini yang diperkirakan 18 juta ton," papar dia.

Penyebabnya, badai El Nino berkurang pada paruh kedua 2016 ini. Oleh karena itu, penguatan harga CPO diprediksi sulit bertahan lama. Tambah lagi, ringgit cenderung menguat terhadap dollar AS.

Tapi, jika harga CPO stabil di atas RM 2.800 per ton, Deddy menganalisa ada peluang harga bisa menyentuh RM 3.000 per ton tahun ini. "Harapannya angka permintaan naik," tutur dia.

Kenaikan bisa berlanjut

Sementara itu, data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menunjukkan, total ekspor CPO Indonesia bulan Agustus melesat menjadi 1,93 juta ton. Permintaan terbesar berasal dari Amerika Serikat. Selain itu, pembelian dari China, India dan Uni Eropa juga tumbuh.

Wahyu Tri Wibowo, Analis Central Capital Futures, menambahkan, harga CPO utamanya masih terpengaruh pasokan yang melimpah. Karena itu, pasar berharap konsumsi CPO di Indonesia dan Malaysia yang menerapkan biodiesel bisa tinggi.

Wahyu memprediksi, tren kenaikan harga CPO bisa berlanjut jika harga kembali menembus RM 2.800 per ton. Selanjutnya harga akan menguji level RM 3.000 per metrik ton. "Bahkan level RM 3.540 yang merupakan level tertinggi di April 2012 dapat ditembus tahun depan," lanjut dia.

Dari sisi teknikal, Deddy melihat CPO bergulir di atas MA 50, MA100 dan MA200, menunjukkan tren penguatan. Indikator MACD berada di area positif. Indikator RSI bergerak naik ke level 61 dan stochastic menguat di 78.

Pada pergerakan hari ini (26/10), Deddy memprediksi CPO akan menguat ke kisaran RM 2.730–RM 2.800 per metrik ton. Sedangkan Wahyu memprediksi sepekan ke depan harga CPO akan bergerak di antara RM 2.600–RM 3.000 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie