Produksi naik, harga CPO tertekan



JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) masih dalam tekanan. Spekulasi produksi CPO Malaysia yang meningkat di bulan Agustus 2013, menjadi penyebab harga CPO turun. Di lain sisi, permintaan impor terutama dari India sebagai diprediksi akan melemah.

Harga CPO untuk kontrak pengiriman November 2013 pukul 17.45 WIB, Rabu (11/9), terkoreksi 0,89% menjadi RM 2.330 per ton dibandingkan harga sehari sebelumnya. Padahal, sejak awal September, harga CPO cenderung bergerak ke atas. Harga CPO dalam dua hari terakhir bergerak di kisaran RM 2.400 per ton.

Berdasarkan data Malaysian Palm Oil Board, produksi CPO Malaysia naik 3,6% menjadi 1,74 juta ton di Agustus ketimbang produksi pada bulan sebelumnya. Jumlah ini menjadi produksi tertinggi sejak akhir tahun lalu. Secara historis, produksi CPO periode Juli hingga Oktober memang biasanya mencapai level tertinggi setiap tahun.


Ben Santoso, analis DBS Vickers Securities Pte. mengatakan, produksi CPO di Malaysia pada September akan mendekati 2 juta ton. "Kami menduga, harga akan cenderung melemah dalam sebulan ke depan karena persediaan CPO Malaysia diperkirakan akan meningkat," ujar dia seperti dikutip Bloomberg.

Sementara, India sebagai konsumen terbesar CPO berusaha mengurangi impor lantaran kurs rupee yang terus melemah. Survei Bloomberg menghitung, impor minyak sawit ke India akan turun 29% menjadi 500.000 ton pada Agustus 2013 dibanding periode yang sama tahun lalu.      

Ariston Tjendra, analis Monex Investindo Futures mengatakan, situasi di Suriah yang sedikit tenang ikut meredakan kenaikan harga minyak dunia. "Ini mendorong penurunan harga CPO," ujarnya.

Menurut Juni Sutikno, analis Philip Futures Indonesia, penurunan harga minyak sawit juga dipengaruhi melonjaknya produksi CPO Malaysia sekitar 36% menjadi 1,73 juta ton di bulan Agustus lalu, dibandingkan bulan sebelumnya. Pasokan CPO yang berlimpah tak sebanding dengan penyerapan di pasar, mengakibatkan harga minyak sawit terus merosot.    

Dari segi teknikal, Ariston melihat, harga CPO cenderung mendatar. Moving average convergence divergence (MACD) sedikit di atas garis 0, menunjukkan harga CPO masih akan flat dalam beberapa pekan ke depan. Stochastic oscillator berada di area overbought, dua garis stochastic sudah mulai bersilangan ke bawah, sehingga ada potensi koreksi harga.    

Prediksi Ariston, sepekan ke depan, harga CPO akan bergerak di RM 2290 per ton-RM 2420 per ton. Proyeksi Juni, harga CPO di RM 2.300-RM 2.480 per ton.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini