Produksi Nickel Industries Diminati Lebih dari 25 Pembuat Mobil dan Baterai Global



KONTAN.CO.ID - MELBOURNE. CEO Nickel Industries Ltd Justin Werner membeberkan, lebih dari 25 pembuat mobil dan baterai global telah menyatakan minatnya untuk membeli nikel dari pabrik baru di Indonesia. Hal ini menjadi tonggak baru terhadap dominasi nikel di Indonesia.

Nickel Industries menawarkan 70.000-80.000 ton per tahun dari pabrik pengolahan dan pemurnian bijih nikel kadar rendah dengan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) baru di Sulawesi yang akan selesai pada paruh kedua tahun 2025.

“Kami mempunyai minat yang sangat baik,” kata Werner kepada Reuters pada Selasa (9/4).


“Kami tidak terburu-buru mengambil keputusan.”

Baca Juga: Nickel Industries Raih Penghargaan PROPER Hijau dari KLHK

Indonesia telah menjadi negara yang kuat dalam memasok nikel karena biayanya yang rendah, memproduksi lebih dari separuh nikel dunia, dan diperkirakan menyumbang hampir tiga perempat pasokan global pada akhir dekade ini.

Pabrik HPAL Nickel Industries akan memproduksi nikel dalam bentuk katoda, serta campuran endapan hidroksida (MHP) dan nikel sulfat yang digunakan untuk pembuatan baterai kendaraan listrik.

Perusahaan juga sedang mencari investor untuk kepemilikan sebanyak 25% di pabrik tersebut. Pasalnya, mitra dari China Tsingshan, yang membangun pabrik tersebut, siap menjual sebagian dari 45% kepemilikannya.

Kelebihan pasokan membuat harga nikel turun sebesar 45% tahun lalu, sehingga menekan produsen berbiaya tinggi, termasuk penambang global terkemuka BHP dan lainnya di Australia, yang menyerukan “premi ramah lingkungan” untuk nikel rendah karbon.

Baca Juga: Nickel Industries Umumkan Targetkan Emisinya Net Zero pada 2050

Di bursa London Metal Exchange (LME) mengklasifikasikan 20 ton karbon dioksida (CO2) per ton nikel sebagai ambang batas untuk nikel rendah karbon dan pabrik HPAL Nickel Industries akan memproduksi satu ton nikel untuk sekitar delapan ton CO2.

“Kami menyukai premi ramah lingkungan dan kami sangat yakin bahwa kami akan memenuhi syarat,” kata Werner.

Namun Werner menambahkan bahwa pembuat mobil dan pembuat baterai tidak ingin membayar premi ramah lingkungan.

“Mereka menginginkannya dengan harga diskon,” katanya.

Baca Juga: Cari Investor untuk Pabrik di Morowali, Nickel Industries Undang Tesla

Raja pertambangan Australia Andrew Forrest bulan lalu mengatakan, LME harus mengklasifikasikan kontraknya menjadi bersih dan kotor untuk memberi pelanggan lebih banyak pilihan.

Perusahaannya, Wyloo, bulan depan akan menutup tambang nikel yang dibayar sebesar US$504 juta pada tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto