Produksi RAPP bakal stagnan 2,8 juta ton



PEKANBARU. Lantaran krisis masih membayangi ekonomi Eropa dan Amerika Serikat, PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) tak memasang target muluk-muluk. Produsen bubur kayu (pulp) dan kertas ini hanya mematok produksi sekitar 2,8 juta ton pada tahun ini. Direktur Utama RAPP, Kusnan Rahmin menjelaskan, persaingan pasar pulp dan kertas global semakin ketat. Pasalnya, para produsen kertas dunia, seperti Amerika Latin yang biasa memasok ke wilayah Eropa, juga mengalihkan penjualan ke pasar yang menjadi tujuan utama ekspor Indonesia. "Makanya, kami tidak menargetkan terlalu tinggi," paparnya, Senin (28/1).Asal tahu saja, sebagian besar atau sekitar 80% dari total produksi RAPP dilepas ke pasar ekspor. Ada lebih dari 20 negara tujuan ekspor RAPP, terutama ke China, Timur Tengah, dan India.Nah, target produksi pulp dan kertas RAPP tahun ini bakal stagnan dibanding tahun lalu. Sekadar gambaran, sepanjang 2012, perusahaan menghasilkan pulp dan kertas sebanyak 2,8 juta ton. Rinciannya, 2 juta ton, dan kertas sebanyak 800.000 ton. Sejatinya, produksi pulp perusahaan menunjukkan tren naik dari tahun ke tahun. Pada 2008, produksi pulp RAPP sekitar 1,709 juta ton, lalu naik menjadi 1,78 juta ton pada 2009. Tahun berikutnya meningkat menjadi 2,013 juta ton. Tren produksi kertas juga naik, dari 716.000 ton pada 2008, menjadi 810.000 ton pada 2010.Utilitas pabrik pulp dan kertas RAPP sudah maksimal. Kapasitas terpasang dari pabrik pulp RAPP mencapai 2,8 juta ton, sedangkan untuk kertas sebanyak 800.000 ton. Saat ini, luas hutan tanam industri (HTI) milik perusahaan mencapai 350.000 hektare (ha). Sebagian besar dari HTI itu berada di Kabupaten  Pelalawan, Riau. Setiap tahun RAPP menanam sebanyak 160 juta pohon, atau sekitar 500.000 pohon per hari. Pohon yang ditanam sebagai bahan baku pulp dan kertas adalah jenis akasia dan ecalyptus. Selain lahan HTI, RAPP juga memiliki izin dari Kementerian Kehutanan untuk mengelola lahan seluas 41.000 ha di Pulau Padang, Riau. Namun, lahan tersebut masih belum digunakan, karena menunggu izin pemanfaatan.Kusnan bilang, lantaran belum berencana menambah luas lahan HTI dalam waktu dekat, perusahaan pun belum merencanakan ekspansi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dupla Kartini