Produksi rupiah dari mesin keripik buah



Buah-buahan tidak hanya bisa langsung dimakan, tapi juga bisa diolah menjadi bahan panganan lainnya. Mesin-mesin untuk mengolah buah-buahan menjadi keripik pun lahir. Pengolahan buah ini memberikan nilai tambah. Peluang bisnis produksi mesin itu masih lebar, apalagi produsennya masih didominasi di Malang, Jawa Timur.Pengolahan buah menjadi keripik sudah bukan hal baru. Setidaknya, teknologi ini sudah dikembangkan oleh para peneliti Universitas Brawijaya sejak 10 tahun silam. Namun, teknologi tersebut baru benar-benar diperjualbelikan secara bebas mulai 8 tahun yang lalu.Teknologi ini sangat berguna bagi masyarakat Malang. Maklum, daerah di Jawa Timur ini terkenal sebagai penghasil buah-buahan, seperti apel dan mangga. Tentu, kehadiran teknologi pengolah buah akan membuat buah-buahan asal Malang memiliki nilai tambah yang lebih besar. Walau pada awalnya ditujukan untuk pengusaha Malang, lambat laut mesin pengolah keripik buah kian digemari pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di seluruh Indonesia. Sebab, bukan hanya apel atau mangga saja yang bisa diolah menjadi keripik yang garing, tapi juga jenis buah-buahan lain, semisal, pepaya, nangka, dan pisang.Harly Nugroho, pemilik CV Catur Mitra Perkasa, yang memproduksi mesin pengolah keripik buah merek Garuda Machinary, mengatakan, meski masih memakai teknologi lama, mesin-mesin bikinannya tetap banyak dicari pengusaha. Harly yang baru merintis usaha sekitar tiga bulan lalu, setiap bulan sudah mendapat pesanan tujuh mesin pengolah keripik buah. "Permintaan mesin tidak hanya datang dari Jawa, namun seluruh Indonesia," katanya.Sukses Harly tak lepas dari kemampuannya dalam mengembangkan sistem pendinginan pada mesin, sehingga dapat beroperasi lebih lama. Sistem itu melekat pada teknologi vacuum frying machine atau penggorengan hampa untuk menghasilkan keripik buah yang renyah.Alat pengolah keripik buah made in pengusaha Malang ini juga dilengkapi teknologi penarik kadar air. Dengan begitu, hasil pengolahan buah berlangsung secara maksimal.Saat ini, Harly sanggup memproduksi mesin pengolah keripik buah dalam pelbagai ukuran, dari kapasitas 1,5 kilogram (kg) hingga 50 kg. Harganya, mulai Rp 11 juta sampai Rp 120 juta per unit. Sebulan, ia bisa mengantongi omzet Rp 150 juta-Rp 300 juta. Produsen mesin pengolah keripik buah lainnya, PT Agrowindo Sukses Abadi yang berdiri sejak 2002 lalu juga di Malang. Kuncoro, Marketing Supervisor perusahaan tersebut, bilang, permintaan alat produksi keripik buah masih lumayan. "Memang, tidak sebanyak dulu. Banyaknya pemain baru dalam setahun terakhir di Malang menjadi penyebabnya," ungkap dia.Akibatnya, Agrowindo Sukses hanya mampu menjual mesin produksinya rata-rata tiga sampai lima unit per bulan. Namun, jumlah itu akan melonjak menjadi 10 unit saat menjelang lebaran atau akhir tahun. Rata-rata mesin yang dipesan berbobot 5 kg seharga Rp 23 juta per unit. Permintaan tak hanya datang dari pasar lokal. Beberapa kali Agrowindo Sukses mendapat pesanan dari Malaysia dan Filipina. "Biasanya dua kali dalam setahun," ujar Kuncoro.Walau berfluktuatif, rata-rata Agrowindo Sukses mampu mengantongi omzet hingga Rp 50 juta setiap bulan. Penghasilan sampai Rp 100 juta didapat saat order benar-benar ramai. Keunggulan mesin bikinan perusahaannya, Kuncoro menjelaskan, lebih hemat listrik dengan proses pengolahan yang cepat. "Dari buah hingga menjadi keripik hanya butuh waktu sekitar 45 menit sampai dua jam saja," kata Kuncoro.Ketatnya persaingan bisnis produksi mesin pengolah keripik buah dibenarkan oleh Harly. Ia mengungkapkan, kini, jumlah perusahaan yang memproduksi mesin tersebut sudah mencapai puluhan. "Semuanya berdomisili di Malang," ujarnya. Meski begitu, baik Harly maupun Kuncoro optimistis pangsa pasar mesin pengolahan buah ini masih cukup lebar. Soalnya, permintaan mesin pengolah keripik buah di luar Malang masih tinggi. "Banyak perusahaan dan industri penghasil keripik yang belum terjamah alat ini, terutama industri keripik di kawasan Indonesia bagian Timur," tambah Harly.Selain memproduksi mesin pembuat keripik buah, Catur Mitra dan Agrowindo Sukses juga menghasilkan mesin pengolahan kakao, kopi, presto, serta kerupuk. "Semua menggunakan teknologi tepat guna," kata Harly. Ia juga berencana mengembangkan mesinnya agar mampu dipakai pada komoditas lain, semisal udang dan ikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Tri Adi