KUALA LUMPUR. Harga minyak sawit mentah alias CPO melonjak kel level tertinggi hampir dalam tiga tahun terakhir. Laju harga ini terpicu kecemasan penurunan produksi di Malaysia setelah tanaman sawit terkena dampak cuaca buruk.CPO untuk kontrak pengiriman April 2011 di Bursa Berjangka Malaysia (MDE) hingga pukul 13.10 WIB, melonjak 0,42% dari US$ 1.282,35 ke US$ 1.287,67 per ton. Ini harga tertinggi sejak Maret 2008.Hoe Lee Leng, analis RHB Research Institute Sdn. mengatakan, masa puncak produksi sudah berakhir. "Sehingga pasti terjadi tren penurunan dalam volume produksi," ujarnya.Harga komoditas pertanian seperti minyak sawit dan jagung melonjak karena permintaan terancam melebihi pasokan. Hal ini karena hasil produksi lebih rendah akibat peristiwa cuaca La Nina. Januari dan Februari adalah musim produksi rendah untuk minyak sawit.Dewan Minyak Sawit Malaysia pada 10 Jnauari mengatakan produksi Desember turun 15,5% dari bulan sebelumnya menjadi 1,23 juta ton. Sementara cadangan menjadi 1,61 juta ton, terendah sejak Juli lalu.Hoe bilang, harga minyak sawit mentah diperkirakan jatuh pada semester kedua, di saat cuaca mulai kembali normal. "Harga diprediksi bisa melampaui RM 4.000 per ton, tetapi hanya untuk sementara waktu sampai kondisi cuaca membaik," katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Produksi seret, harga CPO melesat ke level tertinggi tiga tahun terakhir
KUALA LUMPUR. Harga minyak sawit mentah alias CPO melonjak kel level tertinggi hampir dalam tiga tahun terakhir. Laju harga ini terpicu kecemasan penurunan produksi di Malaysia setelah tanaman sawit terkena dampak cuaca buruk.CPO untuk kontrak pengiriman April 2011 di Bursa Berjangka Malaysia (MDE) hingga pukul 13.10 WIB, melonjak 0,42% dari US$ 1.282,35 ke US$ 1.287,67 per ton. Ini harga tertinggi sejak Maret 2008.Hoe Lee Leng, analis RHB Research Institute Sdn. mengatakan, masa puncak produksi sudah berakhir. "Sehingga pasti terjadi tren penurunan dalam volume produksi," ujarnya.Harga komoditas pertanian seperti minyak sawit dan jagung melonjak karena permintaan terancam melebihi pasokan. Hal ini karena hasil produksi lebih rendah akibat peristiwa cuaca La Nina. Januari dan Februari adalah musim produksi rendah untuk minyak sawit.Dewan Minyak Sawit Malaysia pada 10 Jnauari mengatakan produksi Desember turun 15,5% dari bulan sebelumnya menjadi 1,23 juta ton. Sementara cadangan menjadi 1,61 juta ton, terendah sejak Juli lalu.Hoe bilang, harga minyak sawit mentah diperkirakan jatuh pada semester kedua, di saat cuaca mulai kembali normal. "Harga diprediksi bisa melampaui RM 4.000 per ton, tetapi hanya untuk sementara waktu sampai kondisi cuaca membaik," katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News