Produksi Subholding Upstream Pertamina Tembus 1 Juta Barel Oil Ekuivalen



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Hulu Energi (PHE), selaku Subholding Upstream Pertamina genap dua tahun menjalankan peran sebagai koordinator wilayah kerja hulu migas Pertamina. Dalam dua tahun perjalanannya, Pertamina Hulu Energi mencatatkan kinerja positif atas kontribusi pertumbuhan produksi migas pada tahun 2022 sebesar 7,89%. Pertamina Hulu Energi juga membukukan laba bersih sebesar US$ 4,67 miliar di tahun 2022.  

Sekretaris Perusahaan Pertamina Hulu Energi Arya Dwi Paramita mengatakan, hingga saat ini pihaknya berhasil mencapai produksi melebihi 1 juta barel ekuivalen minyak per hari atau billion oil equivalent per day (BOEPD) atau sebesar 1,047 juta barel ekuivalen minyak per hari atau million barrels of oil equivalent per day (MBOEPD). Produksi ini berasal dari 42 blok Migas yang dikelola per September 2023.

 “Kontribusi nasional Pertamina Hulu Energi juga semakin signifikan atas lifting minyak sebesar 67% dan lifting gas sebesar 31%,” ujar Arya dalam siaran pers, Senin (11/9). Hingga saat ini, Pertamina Hulu Energi berhasil merealisasikan pengeboran 431 sumur pengembangan, 442 workover (kerja ulang pindah lapisan) dan 18.514 well services (reparasi sumur).


Baca Juga: Pemerintah Tambah Porsi Pembangkit EBT, Ini Deretan Emiten yang Bakal Diuntungkan

Berbagai proyek besar seperti Optimasi Pengembangan Lanjutan Lapangan (OPLL) Mahakam, OPLL  Sanga Sanga, Pengembangan Lapangan Gas Unitisasi Jambaran-Tiung Biru, secondary recovery (pengurasan tahap lanjut) metode waterflood juga berhasil diimplementasikan oleh Pertamina Hulu Energi.

Dalam bidang eksplorasi, Pertamina Hulu Energi mencapai success ratio (rasio keberhasilan) sebesar 100% dengan total temuan sumber daya 2C sebesar 118 juta barel minyak ekuivalen. Pada tahun 2022, PHE berhasil mendapatkan temuan sumber daya 2C sebesar 345,4 juta barel minyak ekuivalen.

Pembentukan Subholding Upstream Pertamina memberikan nilai tambah yang memperkuat dan mengoptimalkan posisi Pertamina menjadi lebih fokus di sektor hulu migas. Pasca pembentukan Subholding Upstream Pertamina juga berdampak terhadap proses persetujuan proyek yang lebih optimal dan efektivitas biaya melalui program optimalisasi upstream.

Baca Juga: Kian Lincah, Pertamina Agresif Lakukan Ekspansi Tahun 2023

Pertamina Hulu Energi mempunyai strategi utama yaitu mengelola baseline produksi, meningkatkan pertumbuhan produksi melalui rencana kerja dan merger & acquisition serta meningkatkan reserve & resource growth dengan selalu mengedepankan aspek environmental, social, governance

Pada tahun ini, Pertamina Hulu Energi menjalankan berbagai macam strategi untuk meningkatkan produksi antara lain menambahkan 10% participating interest di Irak, akuisisi wilayah kerja East Natuna, Bunga dan Peri Mahakam, perpanjangan kontrak MLN Algeria, serta penandatanganan perjanjian pembelian kepemilikan blok Masela.

Di sisi lain, Pertamina Hulu Energi  juga terus menggenjot green strategy, salah satunya penurunan emisi sebesar 854.225 ton CO2 ekuivalen merupakan bagian keberhasilan program dekarbonisasi energi efisiensi dan low carbon power. Pertamina Hulu Energi juga telah menginisiasi beberapa kerjasama Carbon Capture Utilization Storage/Carbon Capture Storage atau CCUS/CCS di wilayah kerja existing. Pertamina Hulu Energi  juga mendukung strategi Pemerintah dalam mencapai net zero emission pada tahun 2060, salah satunya dengan pemanfaatan gas sebagai energi transisi yang ramah lingkungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati