Produksi susu sapi di DIY mendekati normal



JAKARTA. Peternak sapi perah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali bangkit setelah didera bencana erupsi gunung Merapi. Kini, peternak sapi di Yogyakarta sudah menghasilkan susu sapi mendekati produksi normal sebelum erupsi gunung Merapi terjadi.

Danang Iskandar, Ketua Koperasi Susu Warga Mulya (KSWM) Yogyakarta bilang, meskipun belum pulih 100%, tetapi sebagian besar peternak sapi sudah beraktifitas seperti sedia kala. "Kami harapkan dalam waktu dekat kondisi masyarakat kembali normal," kata Danang (14/2). Selain Koperasi Susu Warga Mulya, di Yogyakarta terdapat dua koperasi susu lainnya, yakni Koperasi UPP (KUPP) Kaliurang, dan Koperasi Sarono Makmur (KSM) Cangkringan. Danang menceritakan, sebelum erupsi gunung Merapi terjadi, jumlah peternak sapi perah di Yogyakarta mencapai 1700 peternak. Untuk Koperasi Susu Warga Mulya, Danang menghitung jumlah peternak aktif berkisar 400 orang, turun darui jumlah sebelum peristiwa erupsi yang mencapai 500 orang. Berkurangnya jumlah peternak tersebut tentu berdampak pada penurunan produksi Susu Warga Mulya.

Saat ini, produksi susu segar yang dihasilkan anggota koperasi di wilayah Cangkringan mencapai 4.000 liter per hari. Sebelum erupsi, jumlah susu yang dihasilkan mencapai 5.000 liter sampai 6.000 liter per hari. "Saat erupi Gunung Merapi terjadi, produksi kami anjlok hingga menyisakan 1.000 liter per hari," kata Danang. Meski telah berangsur membaik, namun para peternak sapi perah di Yogyakarta meminta pemerintah menaikkan harga jual susu. Di Yogyakarta, harga susu segar berada dikisaran Rp 3.400 sampai Rp 3.450 per liter. Padahal menurut Danang, harga susu segar di wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur sudah mengalami kenaikan sejak awal tahun lalu. Danang bilang, harga susu segar di tingkat koperasi di wilayah Jawa barat dan Jawa Timur sudah mencapai Rp 4.000 per liter.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri