Produksi tanaman kebun naik tipis di 2013



JAKARTA. Meski penurunan produksi menghantui sejumlah perusahaan kebun, Kementrian Pertanian (Kemtan) optimistis, produksi empat komoditas perkebunan yakni kelapa sawit, kopi, kakao dan karet mengalami kenaikan produksi antara 1,98% - 11,24% di tahun 2013 ini dibandingkan tahun lalu. Suswono, Menteri Pertanian, Senin (30/12) mengatakan bahwa sektor perkebunan menjadi penyumbang terbesar ekspor di sektor pertanian.

Di antara empat komoditas tersebut, yang mencatat kenaikan produksi paling tinggi adalah kakao. Pada 2012, produksi kakao sebesar 845.000 ton. Di akhir tahun ini, menurut perhitungan Kemtan, produksi kakao naik 11,24% menjadi 940.000 ton.

Kemtan mencatat, tahun ini, produksi kelapa sawit mencapai sekitar 24,43 juta ton atau naik 3,86% dibandingkan tahun lalu sebanyak 23,52 juta ton. Kemudian, untuk produksi kopi naik tipis sekitar 1,98% pada tahun ini menjadi 670.000 ton. Tahun lalu, produksi kopi nasional sebesar 657.000 ton.


Adapun untuk karet juga terjadi kenaikan produksi sebanyak 4,61%. Pada tahun lalu, produksi karet sekitar 3,04 juta ton. Pada tahun ini, data Kemtan menunjukkan produksi karet mencapai 3,18 juta ton.

Berbeda nasib dengan komoditas perkebunan, untuk komoditas tanaman pangan seperti jagung dan kedelai, produksinya justru turun. Tahun lalu, produksi jagung sebesar 19,39 juta ton.

Di tahun ini, produksi jagung hanya 18,51 juta ton. Sedangkan produksi kedelai pada tahun 2013 turun 3,5% menjadi 810.000 ton dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 840.000 ton. "Kedelai ini, memang karena persoalan lahannya," kata Suswono.

Sementara itu, di sektor investasi pertanian kurang menggembirakan. Dalam setahun ini, realisasi investasi pertanian baik asing ataupun domestik jauh dari target. Untuk investasi asing, Kemtan mematok target tahun ini mencapai US$ 10,18 juta. Namun, realisasi investasi asing selama tahun 2013 hanya US$ 1 juta. Begitupun juga dengan investasi domestik. Di tahun ini, Kemtan mengincar target penanaman modal dalam negeri sebesar Rp 259,4 triliun. Namun, realisasinya hanya Rp 4,02 triliun.

"Untuk investasi pertanian memang realisasinya tidak lebih dari 10%," kata Suswono tanpa menyebutkan alasan tak tercapainya target investasi tersebut. Menurut Suswono, di sektor investasi, yang paling mendominasi adalah di sektor perkebunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Fitri Arifenie